DENPASAR | patrolipost.com – Perhimpunan jurnalis NTT di Bali (PENA NTT) membentuk Tim Transisi, di Denpasar, Sabtu (20/6/2020). Hal ini menyusul berakhirnya masa kepengurusan PENA NTT yang dipimpin Ketua Emanuel Dewata Oja; Sekretaris Agustinus Apollo Daton dan Bendahara Jo Manggol yang telah berlangsung tiga tahun, sejak 2017. Yulius Benyamin Seran, pengacara muda asal negeri Flobamora ditunjuk menjadi Ketua Tim Transisi.
Penasihat PENA NTT Umar Ibnu Alkhatab (Kepala Ombudsman Bali) dan Pieter Sahertian (wartawan senior Media Indonesia) yang turut hadir dalam rapat mengapresiasi langkah ini. ‘’Dengan ini PENA NTT menunjukan mematangan berorganisasi. PENA NTT beranjak dari organisasi tradisional yang bertumpu pada kekuatan individu yang karismatik menuju organisasi yang modern yang bertumpu pada sistem yang organik. Di mana organisasi tak lagi bergantung pada orang per orang, tetapi lebih kepada sistem, kebersamaan dan saling melengkapi,’’ ujar Umar.
Rapat dipimpin oleh Ketua PENA yang lama Emanuel Dewata Oja dan dipandu oleh Sekretaris PENA NTT Agustinus Apolo Daton. Setelah pemaparan tim pengurus yang lama, seluruh anggota diberi kesempatan untuk melakukan evaluasi dan memberi masukan. Evaluasi umumnya tentang kinerja pengurus lama yang dinilai sudah baik namun perlu ditingkatkan oleh pengurus baru yang nanti terbentuk. Forum rapat juga mendorong agar ke depan PENA NTT berkiprah lebih luas, dan tidak berkutat mengurusi kepentingan anggota.
Dalam rapat pembentukan Tim Transisi terpilihlah tiga orang, yakni Yulius Benyamin ‘Elan’ Seran, Emanuel Dewata Oja mewakili pengurus lama dan Erik Seran selaku pengurus muda. Setelah terpilih ketiganya menjalankan roda kepengurusan organisasi yang sebelumnya dipimpin oleh Emanuel Dewata Oja sebagai ketua, Apollo Daton sebagai sekretaris, dan Jo Manggol sebagai bendahara.
Forum memberi mandat kepada Tim Transisi untuk dua hal penting. Pertama, membuat aturan atau tata tertib dalam organisasi. Tujuannya agar pengurus maupun anggota bisa menjalankan tugas sebagai pengurus maupun sebagai anggota untuk mengawas organisasi berdasarkan aturan yang telah disepakati bersama. Kedua, merancang tata cara pemilihan kepengurusan baru periode 2020-2023.
“Seperti lazimnya organisasi tentu ada pergantian pengurus. Tujuannya untuk penyegaran kepengurusan dan juga agar demokrasi berjalan. Tidak terus dipegang oleh satu orang. Entah nanti terpilih kembali yang penting melalui proses demokrasi,” tutur Edo, sapaan Ketua Pengurus PENA NTT lama dalam sambutannya.
Sementara itu, Ketua Tim Transisi, Elan Seran, menyambut baik kepercayaan yang diberikan kepadanya dan tim. Pengacara muda asal NTT ini berharap kerja sama dan masukan dari semua anggota PENA agar tatib yang dirancang nantinya dapat diterima dengan baik.
“Saya berterima kasih atas kepercayaan dari teman-teman semua memilih kami sebagai perancang tatib ini. Dalam sebuah organisasi aturan atau tata tertib itu sangat penting, karena ini menyangkut banyak hal. Baik secara internal maupun eksternal,” tandas Elan.
Atas nama anggota, wartawan paling senior di PENA NTT, Simon mengucapkan terima kasih atas pengabdian pengurus lama yang dipimpin Edo. ‘’Kita berharap pengurus baru nanti bisa mempertahankan apa yg telah didedikasikan ade Edo, Poll dan Jo. Bahkan harus ditingkatkan,’’ ujar wartawawan media Dialog Jakarta ini.
PENA NTT adalah organisasi profesi para jurnalis asal NTT yang bekerja di berbagai media baik lokal, nasional dan bahkan internasional di Bali. Jumlah anggota PENA NTT hingga saat ini lebih dari 40 orang baik yang aktif maupun non aktif namun tetap memberikan atensi kepada PENA NTT. Puluhan jurnalis asal NTT ini sudah terbentuk tiga tahun lalu. Hingga saat ini anggota terus berkembang dan semakin banyak. (529)