SEMARAPURA | patrolipost.com – Perubahan adalah keniscayaan, bagaimana beradaptasi dengan perubahan itu sendiri. Jadi, inilah tantangan terberat dari Desa Adat di Bali. Destinasi unggulan di Indonesia adalah Bali, jadi keunggulan ini tidak hanya pemandangan alam semata, tetapi juga seni, budaya, agama dan daya ungkit dari kepariwisataan Bali. Begitu juga destinasi unggulan di Nusa Penida,“ ujar Bendesa Mejelis Desa Adat (MDA) Kabupaten Klungkung I Dewa Made Tirta saat pengukuhan bendesa dan prajuru di Nusa Penida baru baru ini.
Ia sangat, mewanti-wanti krama Desa Adat khususnya di Desa Adat Dalem Setra Batununggul. Pintu masuk dan keluar berada di Batununggul Hilir mudik wisatawan disikapi dengan bijak. Persoalan SDM atau lebih dikenal dengan pawongan paling krusial, daya saing pemicu problematika.
“Segala persoalan disikapi dengan arif dan bijaksana. Paradigma baru akan muncul menjadi kebiasaan baru pula, disamping memberikan kenyamanan dan keamanan bagi mereka yang berkunjung. Soal prinsip menyame braya tidak larut perubahan yang terjadi. Jika nanti ada yang dinilai kurang baik dari desa adat perlu adanya perbaikan tatkala sudah bagus tetap saja dinilai kurang disana perlu adanya pembuktian sebagai nilai, “ sarannya Dewa Tirta.
Sementara Bendesa yang baru dikukuhkan I Dewa Ketut Anom Astika, Bendesa Adat Dalem Setra Batununggul saat dikonfirmasi, Rabu (31/3/2021) menyampaikan problematika dan tantangan yang sangat besar adalah persoalan palemahan dan pawongan. Lingkungan dan manusia dualitas persolan yang harus bisa diatasi. disruption digital mengubah semua tahanan kehidupan, sehingga daya saing notabene yang utama. Pawongan adalah pengerak dari palemahan , pemberdayaan SDM akan jadi prioritas kita dalam pengembangan dan tantangan dikemudian hari.
Lebih jauh disebutkannya , hal sulit tapi optimis dengan senerginitas semua element dan stakeholder yang ada.
”Keberagaman yang ada di desa adat diredam setidaknya meminimalisir konflik kepentingan yang menimbulkan gejolak yang lebih meluas,” sebutnya. (855)