SINGARAJA | patrolipost.com – Warga Kota Singaraja tetiba dikejutkan oleh adanya pergerakan personel serta peralatan pengendali massa milik Polres Buleleng, Kamis (22/06/2023). Secara serentak mereka bergerak menuju satu titik yakni Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Buleleng. Ternyata di lokasi tersebut terjadi huru hara akibat ketidakpuasan salah satu pihak terhadap hasil Pemilu.
Massa dengan menggunakan sepeda motor berteriak memprovokasi menyatakan ketidakpuasannya. Sembari berteriak meminta Ketua KPU Buleleng untuk keluar menemui mereka, massa berusaha merangsek masuk kantor KPU. Hanya saja permintaan itu tak mendapat respons yang diharapkan sehingga massa makin beringas.
Berkat kesiagaan personel Kepolisian yang bertugas di KPU Buleleng, pengendara sepeda motor tersebut dapat diamankan. Hanya saja rekannya yang lain tidak terima sehingga massa semakin susah dikendalikan.
Kapolsek Singaraja Kompol Nyoman Pawana Jaya Negara kewalahan menangani massa dan kemudian meminta bantuan kepada Kabag Ops Polres Buleleng Kompol I Gst Alit Putra SSos MH. Tak lama kemudian satu pleton pasukan pengendali massa (Dalmas) tiba di lokasi untuk mengendalikan massa. Negosiasi untuk penanganan secara persuasif gagal dilakukan dan massa tetap bertahan bahkan semakin banyak.
Satu tahapan penanganan tidak berhasil dilakukan sehingga Kabag Ops Polres Buleleng melapor kepada Kapolres Buleleng AKBP I Made Dhanuardana SIK MH bahwa massa tidak dapat dikendalikan. Atas perintah Kapolres Buleleng diterjunkan tambahan pasukan Dalmas bersama dengan Unit Satwa, Tim Raimas, AWC, Barier, Ambulance dan tim kesehatan lapangan.
Bukannya gentar, massa justru semakin beringas sehingga terjadi bentrok mengakibatkan sejumlah massa mengalami luka-luka dan ditangani langsung Tim Kesehatan Klinik Pratama Polres Buleleng.
Untuk meredam situasi imbauan dilakukan agar massa tidak anarkis sembari meminta perwakilan dari massa untuk menemui Ketua KPUD. Akhirnya Ketua KPUD Buleleng bersedia menemui massa dengan didampingi perwakilan dari massa serta Kapolres Buleleng AKBP I Made Danuardana. Setelah diberikan penjelasan massa akhirnya membubarkan diri setelah mengetahui adanya miss komunikasi soal proses Pemilu Legislatif.
Peristiwa tersebut merupakan bagian dari skenario simulasi Dalmas Polres Buleleng dalam penanganan massa unjuk rasa. Kegiatan ini dilombakan Polda Bali dan dinilai langsung Tim Ditsamapta Polda Bali, Kamis (22/6/2023).
Kapolres Buleleng AKBP I Made Dhanuardana mengatakan, kegiatan simulasi merupakan bentuk kesiapan Polres Buleleng menghadapi Pemilu 2024 terutama untuk mengamankan kota dari kemungkinan adanya gangguan terkait Pemilu. Ia juga menyebut tidak ada hal yang krusial menjelang Pemilu dan murni untuk mengukur kekuatan personel di Polres Buleleng.
“Kita melakukan ceking terhadap kesiapan sarana prasaran yang harus terpelihara dengan baik sehingga bisa mengamankan jalannya Pemilu pada saat hari H nanti. Ini juga seperti semboyan dalam rangka Hari Bhayangkara ke-77 Polri Persisi menuju Indonesia Maju,” kata Kapolres.
Sementara soal peta kerawanan, Kapolres menyebut masih melakukan proses penyelidikan termasuk mengcover seluruh informasi intelijen. Ia juga menyebut kekuatan personel Polres Buleleng yang dikerahkan untuk pengamanan sebanyak 1.100 personel.
“Kami berharap masyarakat dapat melaksanakan pesta demokrasi 2024 dengan penuh gembira, positif thinking mengawal para calon anggota legislatif dengan damai, tenggang rasa dan dengan semangat Bhinneka Tunggal Ika,” ucapnya.
Sedangkan Wakil Direktur (Wadir) Samapta Polda Bali AKBP Yudith Satriya Hananta, mengatakan pihaknya tengah melakukan supervisi ke jajaran Samapta di Polres-polres. Menurutnya, satuan Samapta sebagai pasukan backbone Polda Bali yang kerap menangani unjuk rasa serta patroli selalu dicek kesiapannya.
“Kita cek kesiapan anggota dan Sarprasnya agar selalu siap dalam menghadapi segala macam ancaman dan gangguan. Selain supervisi kita lakukan penilaian juga dalam rangka HUT Bhayangkara,” tandasnya. (625)