JAKARTA | patrolipost.com – Perbuatan culas para koruptor tata niaga minyak di lingkungan PT Pertamina yang mengoplos Pertalite menjadi Pertamax sangat menyakiti hati masyarakat. Penegak hukum diminta agar para pelaku dihukum seberat-beratnya.
“Perilaku koruptor ini harus dihukum lebih berat daripada koruptor biasa. Biar mereka bisa jera,” ucap warga bernama Putra (32) saat diwawancarai Kompas.com di Koja, Jakarta Utara, Rabu (26/2/2025).
Menurut Putra, selama ini hukuman bagi para koruptor cenderung ringan sehingga membuka kesempatan bagi oknum lain untuk ikut melakukan korupsi. Oleh karena itu, ia berharap para pelaku korupsi PT Pertamina Patra Niaga dihukum berat karena sangat merugikan rakyat.
“Ini kan yang dirugikan bukan cuma negara, tapi kita semua sebagai rakyat sangat dirugikan sama koruptor ini,” tutur Putra.
Putra sendiri mengaku tak ikhlas dan trauma karena selama ini ia langganan Pertamax yang tak bersubsidi, namun kualitasnya ternyata setara dengan BBM bersubsidi.
“Kan jadi menimbulkan trauma juga bayar Pertamax, tapi dikasihnya Pertalite oplosan,” ungkap Putra.
Warga lain bernama Mario Anwar (35) berharap, ke depan tak ada lagi praktik pengoplosan BBM.
“Berharap apa yang dijual Pertamina sesuai dengan kualitas dan jangan ada praktik pengoplosan apalagi ini diduga terjadi di dalam,” tutur Mario, seraya berharap Pertamina memberikan BBM yang kualitasnya sesuai dengan harga beli.
Sementara itu terhadap berita yang tayang di Kompas.com ini warganet melontarkan beragam komentar:
PakParda: pertamina alhamdulilah pertamax modal dikit.
Jamhari: para pelakunya kalau mungkin beserta dg sanak keluarga yg ikut memakan hasil korupsi serahkan kepada pemilik sepeda motor untuk disiksa ramai² dilapang terbuka tak percaya dg penegak hukum utk menegakan hukum dg adil dan benar.
D simanjuntak: koruptor hukumannya harus di bikin miskin, nama keluarga, isteri dan anak2nya di pajang sebagai keluarga koruptor selama setahun minimal di semua pasar, mini/ super market dan mall di seluruh indonesia.
Judolomjud: hukum bakar saja
Ronald Chandra: pemerintah harus ganti rugi pada masyarakat….
He Did Something: selagi hukuman buat koruptor masih selembek seblak, jangan berharap negeri 62 bakalan naik kelas, tetaplah jadi negara medioker yg selalu berhalusinasi menjadi negara besar karena maling-malingnya masih bebas berkeliaran tanpa ada rasa takut dijerat hukum.
Agus Salim: tugas utama seorang komisaris adalah melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada direksi dalam menjalankan perusahaan. trus waktu itu komut pertamina siapa dan dari parpol apa yaaaaaaa ?
Kadean Budi: beruntunglah para koruptor di indonesiia tidak bisa dihukum mati, karena pertimbangan kemanusian, demikianlah keadilan di negara ini, sekali lagi selamat semoga panjang umur, menikmati hasil korupsinya, bahagia bersama keluarga yg juga menikmatii keringat dan darah org2 miskin.
John H: jangan harap ada kapoknya koruptor dinegara ini, karena vonis hukuman ringan dan adanya remisi2. tanpa dilakukan perampasan asset dan dimiskinkan juga hukuman mati di nusakambangan, pelaku korupsi terus merajalela berleha-leha. (807)