GIANYAR | patrolipost.com – Sebagai wujud apresiasi terhadap berkembangnya sikap kebersamaan, kerukunan, pertemanan, dan toleransi di Bali menjadi inspirasi bagi personel Matanai untuk melaunching album bertajuk “Saling Gisi”.
“Ini merupakan album kedua kami yang sengaja kami beri judul “Saling Gisi”. Kami ingin mengangkat tentang kebersamaan, kerukunan, pertemanan, dan toleransi yang ada di Bali,” ujar Parat, bassist Matanai saat sesi jumpa pers di Batuan Resto, Sukawati, Gianyar, Rabu (12/2) siang kemarin.
Matanai adalah grup band bergenre reggae yang berdiri pada 9 September 2012. Diperkuat 6 personel, yaitu Putu Lelut (keyboard), Kadek Herman (gitar/lead), Kadir (gitar/rhithm), Agus Tyson (drum), Tut Tangtu (vokal), dan Parat (bass).
Pada album “Saling Gisi” terdapat 5 lagu berbahasa Indonesia dan 4 lagu berbahasa Bali. “Jadi, total ada sembilan lagu yaitu, “Lagu Santai”, “Mentari di Nusa Penida”, “Srombotan Klungkung”, “Bintang di Langit”, “Be Bebek Be Guling”, “Saling Gisi”, “Uling Joh”, “Hingga Akhir Cerita”, dan bonus track “Metajen”, yang kami launching setahun lalu,” jelas Parat.
Akhir Desember 2012, “Matanai” rilis single perdana “Nasi Babi Guling”. Sedangkan album pertana “Matanai” diberi judul “Rencana Tuhan” yang dilaunching di Abiansemal, Kabupaten Badung pada 21 Mei 2014.
Meski mempunyai kesibukan masing-masing, namun para personel “Matanai” berkomitmen untuk bisa “ngumpul” sambil latihan rutin tiap dua kali dalam seminggu. Mereka juga memiliki homebase di Tangtu, Denpasar Timur.
“Kami dipertemukan karena memiliki hobi yang sama, yaitu dalam bermusik dan sepakat menamakan diri “Matanai”. Kami merasa nyaman bermusik dengan genre reggae dan memiliki versi tersendiri serta suka mengolaborasikan dengan musik genjek,” kata Parat. (246)