“Orang tahunya selama ini susu itu lemaknya tinggi. Padahal sebetulnya ini sudah ada penelitiannya dari Jurnal International of Obesity pada 2004 bahwa kandungan kalsium dan protein yang ada di dalam susu itu justru membantu menurunkan berat badan pada orang dewasa yang mengalami obesitas,” tutur Dr Haekal. Dengan mengonsumsi susu, orang bakal terhindar dari keingan makan berlebihan.
Sebab, protein pada susu akan membuat orang lebih cepat merasa kenyang. Setidaknya, segelas susu hanya mengandung 146 kalori, atau sama dengan 10 persen kebutuhan kalori harian. “Penyebab obesitas itu sebenarnya bukan susu, melainkan asupan makanan yang berlebih termasuk pola hidup yang tidak aktif bergerak. Kebanyakan main game, kebanyakan duduk, dan tidak berolahraga,” imbuhnya.
Meski begitu, Dr Haekal tidak menyangkal kalau ada faktor lain lagi yang membuat orang dewasa enggan mengonsumsi susu sehari-hari. Salah satunya adalah laktos intoleren, yaitu kondisi di mana tubuh seseorang tidak menghasilkan enzim laktase yang befungsi untuk menyerap laktosa atau kandungan gula yang ada di dalam susu. Mengalami laktos intoleran untuk orang Asia saat ini hanya terjadi sekali.
“Jadi ketika lahir sebagai bayi, kemudian menjadi anak-anak, sebetulnya tubuh seseorang menghasilkan enzim laktase yang cukup. Bertambahnya usia menjadi dewasa, kemudian orang itu tidak lagi meminum susu. Maka tubuh tidak lagi menghasilkan enzim laktase yang cukup, sehingga mengalami laktos intoleran,” papar Dr Haekal. Laktos intoleran sendir ada primer, sekunder dan bawaan. (med)