DENPASAR | patrolipost.com – Pemulihan ekonomi Bali yang sampai saat ini masih terpukul karena pandemi yang belum berakhir, dilakukan dalam tiga fase yakni, fase pandemi, survival dan transformasi. Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mendukung kebijakan spasial untuk pemulihan ekonomi Bali pasca pandemi Covid-19.
“Kita semua wajib ikut bertanggung jawab dan berkolaborasi untuk pemulihan dan kebangkitan ekonomi Bali,” kata Teten di acara Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Provinsi Bali/Bali Tourism Board, Selasa (8/6/2021).
Pada fase pandemi yang masih berlangsung, menurutnya, Bali perlu melakukan kampanye besar-besaran tentang penerapan Protokol Kesehatan pencegahan Covid-19. Pada fase survival, Teten berpendapat, perlu perubahan strategi dari sebelumnya, ‘Bali dikunjungi dunia’ menjadi ‘Bali mengunjungi dunia’. Menurutnya, Bali perlu memanfaatkan market digital untuk mendukung produk khas Pulau Dewata go internasional.
Kemudian, fase transformasi pasca pandemi, Menkop UKM mengingatkan agar Bali jangan 100 persen mengandalkan pertumbuhan ekonomi dari sektor pariwisata. Mengingat, sektor pariwisata rentan terhadap isu seperti keamanan dan kesehatan.
“Salah satu hal yang bisa dilakukan pemerintah adalah kebijakan spasial dalam bentuk fiskal kepada Bali agar pemulihannya bisa dipercepat,” kata Teten.
Paska pandemi, kata Teten, Bali didorong mengoptimalkan pengembangan potensi ekonomi kreatif berbasis sumber daya alam seperti kelautan maupun pertanian. Transformasi juga bisa dilakukan untuk seni dan budaya yang dikemas dalam pertunjukan digital.
Namun untuk saat ini, ia menilai, pemulihan pariwisata menjadi prioritas karena sektor ini akan menarik gerbong ekonomi lainnya untuk bangkit dan kembali tumbuh.
Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati menyebut, pandemi Covid-19 menjadi refleksi bahwa pariwisata adalah sektor yang rapuh dan riskan terhadap berbagai isu.
Kondisi itu menurutnya, disebabkan besarnya ketergantungan Bali pada pariwisata. 53 persen PDRB Bali bertumpu pada sektor pariwisata itu.
“Ketika daerah lain sudah mulai tumbuh positif, kami di Bali masih harus menghadapi kontraksi ekonomi yang berlarut-larut,” kata Cok Ace. (pp03)