BANGLI | patrolipost.com – Menteri Sosial RI (Mensos) Tri Rismaharini mengunjungi pasangan suami istri (pasutri) disabilitas (tuna netra) di Banjar Sidawa, Desa Tamanbali, Kecamatan Bangli, Senin (19/12/2022). Mensos meninjau bantuan yang diberikan kepada pasutri I Dewa Made Alit ( 52) dan Ni Nyoman Ariasih (45). Disamping itu Mensos juga berjanji membantu biaya kuliah anak pasutri ini.
Pasutri Dewa Made Alit dan Ni Nyoman Ariasih kesehariannya melayani jasa pijat. Dari Kemensos memberikan bantuan fasilitas untuk mendukung pasutri ini dalam memberikan layanan jasa pijat. Bantuan yang diterima berupa rehab bangunan untuk tempat praktek/tempat pijat.
Nampak hadir juga Kepala Dinas Sosial Provinsi, Dewa Made Mahendra, Kepala Dinas Sosial Bangli, Ida Ayu Gede Yudhi Sutha.
Pada kesempatan tersebut Mensos Tri Rismaharini mengatakan serangkaian Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) tahun 2022 pihaknya melakukan kunjungan ke beberapa lokasi, salah satunya di Bangli.
Pihaknya mencoba untuk memberdayakan warga disabilitas seperti halnya keluarga Dewa Made Alit. “Yang bersangkutan ingin ada tempat untuk pijat, karena tidak ada tempat aktifitas memijat dilakukan di luar,” ujarnya.
Disamping ruang tempat pijat, Dewa Alit juga dibantu alat komunikasi yang sudah disetting. Sehingga komunikasi dengan pelanggan tidak perlu membaca, tetapi sudah ada bentuk suara. Ada pula bantuan tongkat yang dapat mendeteksi api atau benda lainnya. Tongkat tersebut tidak hanya bergetar saat mendeteksi sesuatu, tetapi juga dapat berbunyi. Ada pula bantuan sembako dan uang.
Lanjut Tri Rismaharini, anak dari Dewa Made Alit yakni I Dewa Ayu Ratna baru menamatkan pendidikan sekolah. Dari Dinas Sosial Provinsi akan diambil untuk dijadikan pegawai. Namun yang bersangkutan ingin kuliah.
“Kadisos maunya diambil pegawai, tapi dia ingin kuliah perawat. Nanti kami bisa bantu untuk kuliah,” janji mantan Wakikota Surabaya ini.
Sementara anak Dewa Made Alit yakni I Dewa Ayu Ratna menuturkan bahwa dirinya sudah menamatkan pendidikan SMA. Sejatinya dirinya ingin melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi. Hanya saja kondisi ekonomi tidak mendukung.
“Pengen kuliah tapi belum ada biaya. Setelah lulus saya hanya di rumah saja,” akunya.
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, mengandalkan hasil jasa pijat kedua orangtuanya. Penghasilan pun tidak menentu, bahkan dalam seminggu sempat melayani satu orang saja.
“Untuk pijat tidak dipatok biaya, seikhlasnya yang ngasi. Kadang dikasih Rp 100.000 tapi ada juga yang sempat ngasih Rp 15.000,” sebutnya.
“Kami mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan yang diberikan Kemensos dan sudah barang tentu bantuan yang diterima bisa membantu usaha yang digeluti orang tuanya,” sebutnya.
Dalam kunjungannya ke Bali, Mensos Tri Rismaharini juga melakukan pelepasan warga yang dipasung di Kabuaten Gianyar. Kasus pemasungan di Indonesia menjadi sorotan dunia internasional sehingga diharapkan tidak ada lagi pemasungan. “Tidak ada lagi pemasungan, dan itu dilarang,” tegas Risma.
Diakui jika pihaknya mendapat informasi terkait pasien ODGJ yang sudah dinyatakan sembuh, namun karena sebelumnya sempat membunuh, kini belum diterima di lingkungannya. “Kami sudah kontak Bupati Gianyar agar dapat membuatkan rumah singgah, sehingga nanti bisa ditempat di sana,” katanya.
Pada momen HKSN tahun 2022 ini, Tri Rismaharini berharap kepedulian bersama, siapa saja untuk peduli dengan sekitar, peduli dengan lingkungan. Menurutnya jika sesuatu hal dilakukan bersama tentu akan lebih ringan.
“Mungkin saat ini kita tidak butuh bantuan orang lain, tapi tidak tahu ke depannya,” ungkapnya. (750)