GIANYAR | patrolipost.com – Perempuan sebagai kepala keluarga penopang utama ekonomi, saat ini adalah suatu hal yang wajar terjadi. Apalagi dihadapkan suatu kondisi, dimana kepala keluarga meninggal, bercerai atau karena hal lainnya. Kondisi ini tidak harus membuat perempuan terpuruk secara ekonomi.
“Mereka masih bisa berdaya meningkatkan kesejahteraan, harkat dan martabat keluarga,” ujar Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) RI, Gusti Ayu Bintang Dharmavati, pada acara tatap muka dengan Perempuan Kepala Keluarga (Pekka) se-Bali yang dipusatkan di Sekretariat Pekka di Puri Damai Ubud, Gianyar, Senin (30/12).
Perempuan Kepala Keluarga (Pekka) mulai digagas pada akhir tahun 2000 dari rencana awal Komnas Perempuan yang ingin mendokumentasikan kehidupan janda di wilayah konflik untuk memperoleh akses sumberdaya agar dapat mengatasi persoalan ekonomi. Pekka mendeskripsikan perempuan kepala keluarga yang melaksanakan peran dan tanggung jawab sebagai pencari nafkah, pengelola rumah tangga, penjaga kelangsungan hidup keluarga dan pengambil keputusan dalam keluarganya.
Yang termasuk dalam Pekka adalah perempuan bercerai, suaminya meninggal dunia, perempuan tidak menikah tapi memiliki tanggungan keluarga, dan perempuan bersuami tapi karena suatu hal tidak dapat mengambil fungsinya sebagai kepala keluarga.
Menurut Menteri PPPA Bintang Dharmavati, berdasarkan hasil survei Pekka ada sekitar 54 ribu perempuan yang diberdayakan Pekka dan 34 ribu diseluruh Indonesia sudah berhasil ikut menopang perekonomian keluarga. Bahkan di NTT, NTB, Jawa Barat dan beberapa daerah lainnya sudah memiliki Pekka Mart tempat mempromosikan produk-produk hasil anggota Pekka setempat.
Di Bali kata Bintang Dharmavati, potensi Pekka lebih diprioritaskan pada pengembangan desa wisata, berikut produk-produk yang mengikutinya seperti kerajinan dan lain-lain. Namun Ia berharap dalam pengembangan potensi ini harus diperhatikan perkembangan dari hulu ke hilirnya, konsepnya harus dipelajari.
“Ke depannya di Bali saya harap memiliki Pekka Mart sebagai suatu forum untuk menunjukkan pada masyarakat produk-produk hasil anggota Pekka agar potensi mereka lebih dapat ditingkatkan,” tekan Bintang.
Sementara itu anggota Wali Amanah Pekka Nasional, Ir Ida Ayu Rusmarini mengatakan, di Kabupaten Gianyar keberadaan kelompok Pekka ada di antara lain di Kecamatan Tegallalang ada kelompok Pekka Patas, Pekka Tebuana, Pekka Pisang, Pekka Taro Kaja, Pekka Kelod. Sedangkan di Kecamatan Ubud ada kelompok Pekka Cantik, Pekka Singakerta serta kelompok Pekka Tunon.
Mereka berkontribusi dengan berbagai jenis kegiatan di bidang pertanian menggalakkan swasembada pangan lestari di pekarangan, desa wisata, peningkatan ekonomi kerakyatan dan pendampingan hukum. Bahkan di Kabupaten Gianyar juga dijadikan pilot project oleh Sekretariat Pekka Bali sebagai pusat pelatihan salon Pekka bekerjasama dengan salah satu brand kosmetik ternama.
Sementara itu Bupati Gianyar dalam sambutan yang dibacakan oleh Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Gianyar, Ir Cok Gede Bagus Lesmana Trisnu mengatakan permasalahan perempuan kepala keluarga yang tidak terselesaikan dapat merugikan baik materiil maupun mental khususnya kaum perempuan yang tidak memiliki pekerjaan tetap dan keahlian khusus. Mengingat pentingnya masalah ini harus segera diatasi, sangat disadari perlu adanya upaya untuk membantu perempuan agar dapat memiliki ekonomi yang dapat menopang kehidupan keluarga. (hms)