DENPASAR | patrolipost.com – Salah satu terapi alternatif yang digunakan untuk mengobati pasien positif Covid-19 adalah terapi Plasma Konvalesen. Namun, pasien sembuh dari Covid-19 tidak banyak yang bersedia melakukan donor plasma konvelesen.
Minimnya pendonor plasma konvelesen ini mengakibatkan stok plasma konvalesen di UTD RSUP Sanglah mulai menipis. Hal ini diungkapkan Kepala Unit Transfusi Darah (UTD) RSUP Sanglah, dr Ni Kadek Mulyantari SpPK (K) saat dikonfirmasi, Jumat (28/5/2021).
dr Ni Kadek Mulyantari mengatakan, untuk menjaga kestabilan antara permintaan dan pemenuhan, setidaknya UTD RSUP Sanglah harus menyediakan stok plasma untuk golongan A, B, dan O masing-masing sebanyak 10 kantong. Sedangkan golongan AB minimal 5 kantong mengingat cukup sulit juga untuk menemukannya golongan tersebut.
Pihaknya menuturkan ketersediaan stok harus siap ketika adanya permintaan untuk pasien Covid-19. Sehingga pasien cepat dapat dilayani.
“Beberapa kasus, dimana begitu ada permintaan, stok kami tidak cukup. Jadi kami masih harus menghubungi pendonor dulu,” ungkapnya.
Adapun beberapa kendala yang ditemui dalam menghubungi donor khusus plasma konvalesen ini. Terutama harus menyesuaikan dengan waktu pendonor yang memiliki kesibukan.
“Misalnya, pendonor lagi kerja atau ada kesibukan, kami juga harus menyesuaikan dengan waktu yang dimiliki pendonor. Belum lagi kalau ada pendonor yang kriterianya tidak memenuhi, kami tidak bisa ambil plasmanya,” imbuhnya.
Pihaknya berharap dari sekian banyak pasien Covid-19 yang telah dinyatakan sembuh, agar bersedia menyumbangkan plasmanya. Jika ada penyintas Covid-19 yang ingin berdonor, bisa langsung datang ke UTD RSUP Sanglah. Pelayanan donor darah dapat dilakukan mulai dari pukul 08.00-20.00 Wita. Setiap hari termasuk hari libur.
Selain itu, pihaknya menyebutkan bahwa masyarakat bisa donor plasma konvalesen yakni berusia 17- 60 tahun dan pernah menjadi pasien covid-19 (bukan OTG). Yang bersangkutan telah sembuh dari Covid-19 lebih dari 14 hari dan bebas keluhan minimal 14 hari.
“Donor bisa dari laki-laki atau perempuan yang belum pernah hamil dan belum pernah menerima transfusi darah. Termasuk berat badan di atas 55 kg,” pungkasnya. (cr02)