GIANYAR | patrolipost.com – Sungguh miris, RSU Sanjiwani yang menyandang segudang prestasi dalam Gerakan Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi (GRSSI-B), tidak pernah absen dari kasus kematian ibu saat melahirkan. Kali ini, pil pahit harus diterima pihak rumah sakit atas meninggal Ni Made Dani (30), akibat pendarahan hebat yang dialaminya usai melahirkan.
Anak pertama Kobik, Gede Wirasa Putra (10) pun tak henti menangis sejak pulang dari rumah sakit sembari memangku adik balitanya. Mereka belum bisa menerima kepergian ibu bayi, Ni Made Dani (30), karena menderita pendarahan usai persalinan secara normal dengan kelahiran bayi berbobot 4,7 kg. Sejumlah kerabat dan warga tetangga yang sedang mempersiapkan sarana upacara punguburan, juga turut meneteskan airmata.
Dengan terbata-bata, I Nyoman Kobik, menuturkan jika dirinya dan almarhum istri sudah rutin melakukan pemeriksaan kehamilan dan tidak pernah ada keluhan. Dari hasil 4 kali USG yang dilakukan, bayinya pun disebutkan normal. Namun, nyatanya Kobik harus kehilangan istri tercintanya.
Sesampai di RSU Sanjiwani, istrinya pun langsung mendapat pemeriksaan. Namun, dirinya pun mulai was-was lantaran lama tak ada bukaan, tanda-tanda proses kelahiran bayi. Karena lama tak ada bukaan, tim medis yang menangani merangsang agar terjadi bukaan.
Hingga akhirnya bayi bisa dilahirkan dengan selamat, Rabu (21/8), dengan proses menarik bayi dan mengurut perut ibunya. Karena proses kelahiran itu, akhirnya istrinya mengalami pendarahan. Bayi lahir dengan berat 4,7 kg dan sehat. Namun sayang ibunya yang lemas lantaran pendarahan akhirnya meninggal, Kamis (22/8) pagi.
Secara terpisah, Dirut RSUD Sanjiwan, Ida Komang Upeksa membenarkan dan memastikan akan melakukan evaluaai total terkait kasus kematian ibu bayi ini. Namun, pihaknya mengaku sudah melakukan tindakan sesuai prosedur. Hanya saja belum bisa memberikan kepastian tetang penyebab kematiannya.