SINGARAJA | patrolipost.com – Kemarau panjang mengancam ratusan satwa di kawasan Taman Nasional Bali Barat (TNBB). Terbukti, satu ekor kera hitam meregang nyawa akibat kekurangan air (dehidrasi). Tidak hanya itu, kekeringan yang terjadi hingga bulan September ini mengancam terjadinya kebakaran hutan.
Kepala Taman Nasional Bali Barat (TNBB) Agus Ngurah Krisna, membenarkan satu satwa jenis kera hitam ditemukan mati pada Agustus lalu. Krisna menduga matinya kera hitam yang kerap disebut ijah itu mati akibat kekurangan air.
“Kera hitam termasuk jenis satwa yang dilindungi dan ditemukan mati akibat dehidrasi,” ungkap Ngurah Krisna, Jumat (27/9).
Untuk mengatasi kondisi kekurangan air, Krisna mengaku secara prriodik telah melakukan suplai air ke tempat berkumpulnya satwa di hutan TNBB. Pemberian air bersih tersebut dengan cara mengisi bak-bak penampung air dan kubangan air yang sudah terbentuk secara alami oleh proses alam. Selain menyuplai air, TNBB juga memberikan pasokan makanan yang juga menipis seiring berlangsungnya musim kemarau.
“Air bersih kami suplai dua kali seminggu ke kawasan TNBB untuk satwa dengan kapasitas air satu tangki berisi 5.000 liter air,” terang Krisna.
Ngurah Krisna mengungkap, kawasan TNBB dan beberapa wilayah yang sudah mengalami dampak krisis air bersih. Diantaranya di kawasan Prapat Agung, Teluk Brumbun, Blok Lampu Merah dan Pulau Menjangan. Keempat lokasi tersebut tempat hidupnya berbagai jenis satwa.
Saat ini, katanya, di TNBB ada sekitar 900 hewan menjangan/rusa yang masih hidup, 204 jenis burung dan sebanyak 246 Curik/Jalak Bali yang hidup di alam.
“Ada juga sejumlah satwa lainnya yang belum diinventarisasi seperti kijang, kera abu-abu, musang, landak, trengggiling, kera dan satwa lainnya,” sambungnya.
Sebagai langkah antisipasi meluasnya krisis air bersih hingga Oktober, Ngurah Krisna mengaku telah berupaya menyediakan sumber-sumber air bersih dan upaya pipanisasi dengan pengisian bak-bak satwa termasuk melakukan normalisasi sumber-sumber mata air di kawasan TNBB.
“Kita berharap tidak ada lagi satwa yang mati akibat dehidrasi pada musim kemarau kali ini,” tandasnya. (war)