Negara-negara Arab Susun Rencana Pembangunan Gaza sebagai Tandingan Ambisi Trump

potret gaza2
Wajah wilayah Gaza selama gencatan senjata. (ist)

MUNICH | patrolipost.com – Negara-negara Arab tengah menyusun rencana yang akan membangun kembali Gaza tanpa menggusur penduduknya, menjamin keamanan dan pemerintahan, kata menteri luar negeri Yordania pada hari Jumat (14/2/2025).

Negara-negara Arab merasa cemas awal bulan ini setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan rencana untuk “membersihkan” warga Palestina dari Gaza dan memukimkan kembali sebagian besar dari mereka di Yordania dan Mesir. Sebuah gagasan yang langsung ditolak oleh Kairo dan Amman dan dipandang di sebagian besar wilayah sebagai sesuatu yang sangat tidak stabil.

“Hanya untuk menjawab Anda dengan tegas, 35% dari populasi kami adalah pengungsi, kami tidak mampu lagi menampung lebih banyak lagi, kami tidak dapat menerima warga Palestina datang ke Yordania. Mereka tidak ingin datang ke Yordania dan kami tidak ingin mereka datang ke Yordania,” kata Ayman Safadi di Konferensi Keamanan Munich, dikutip dari Reuters.

Raja Yordania Abdullah melakukan perjalanan ke Washington pada tanggal 11 Februari, di mana ia menegaskan kembali “posisi teguh” negaranya terhadap rencana Trump.

Menurut dua sumber diplomatik Eropa yang mengetahui pertemuan tersebut, Raja mengatakan kepada Trump bahwa rencana Arab akan “lebih murah dan lebih cepat” daripada usulan Trump, sesuatu yang tampaknya diterima oleh pemimpin Amerika tersebut.

“Kami sedang mengerjakan usulan Arab yang akan menunjukkan bahwa kami dapat membangun kembali Gaza tanpa menggusur penduduknya, bahwa kami dapat memiliki rencana yang akan menjamin keamanan dan pemerintahan,” kata Safadi. Dia menambahkan bahwa Israel juga harus memikirkan bagaimana ia ingin melihat wilayah tersebut dalam waktu 10 atau 20 tahun.

“Orang Israel juga harus berpikir jangka panjang. Agar dapat hidup dalam kedamaian dan keamanan, tetangganya perlu hidup dalam kedamaian dan keamanan,” katanya.

Arab Saudi mempelopori upaya Arab yang mendesak untuk mengembangkan rencana bagi masa depan Gaza sebagai perlawanan terhadap ambisi Presiden AS Donald Trump untuk membersihkan Riviera Timur Tengah dari penduduk Palestina.

Safadi memperingatkan bahwa meskipun fokusnya adalah pada Gaza, ada bahaya nyata eskalasi di Tepi Barat yang diduduki Israel.

Israel, yang menganggap Tepi Barat sebagai bagian dari perang multi-front melawan kelompok-kelompok yang didukung Iran yang bercokol di sekitar perbatasannya, melancarkan operasi tersebut setelah mencapai gencatan senjata dalam perangnya di Gaza melawan kelompok militan Palestina Hamas.

Ribuan warga Palestina telah meninggalkan rumah-rumah mereka di Tepi Barat setelah operasi militer Israel dan penghancuran yang meluas. (pp04)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *