SINGARAJA | patrolipost.com – Setelah dikabarkan hilang sejak Senin (28/8/2023) hingga kini Kadek Sunarna (45) warga Banjar Punduh Sangsit, Desa Bungkulan, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng, belum ditemukan. Tim Gabungan dari Basarnas, Pol Airud Polres Buleleng Tim Rescue Pos Pencarian dan Pertolongan Buleleng, Polsek Sawan, Pos TNI AL Celukan Bawang, Buana Bali Rescue dan keluarga masih melakukan upaya pencarian.
Proses pencarian dilakukan oleh Tim SAR dengan menggunakan 1 unit Rib 04 Buleleng, Rubber Boat Polair Polres Buleleng, 1 unit Rapid Deployment land SAR Unit, Palsar Air, Alat Komunikasi dan peralatan pendukung lainnya. Pencarian dilakukan di sekitar perairan Air Sanih Kubutambahan.
Kordinator Pos Basarnas Buleleng, Dudi Librana menjelaskan, pencarian terhadap hilangnya nelayan Sunarna dilakukan dengan menyisir perairan laut Utara Bali, dari arah Barat menuju Timur dengan menyisir perairan laut Celukan Bawang hingga Air Sanih menerjunkan tug boat dan perahu karet.
“Sampai dengan siang ini, hasilnya masih nihil. Meski begitu, kami optimalkan kembali pencarian selama 7 hari ke depan sesuai dengan prosedur. Belum ada tanda-tanda keberadaan jukung dan korban Sunarna. Estimasi jarak dari daratan pesisir pantai, keberadaan korban saat melaut berjarak sekitar 14 kilometer,” terang Dudi Librana seizin Kepala Basarnas Bali, Selasa (29/8/2023).
Sementara itu, istri korban bernama Suarnadi (44) sangat berharap suaminya segera ditemukan. Dia menceritakan, suaminya berangkat melaut menggunakan jukung fiber Sumber Rejeki pada Senin (28/8) sekitar pukul 02.00 dinihari. Namun hingga sore hari suaminya belum kembali ke darat. Ia mencoba menghubungi suaminya via ponsel namun nomornya tidak aktif. Ia kemudian bergegas menanyakan keberadaan suaminya kepada sejumlah rekan-rekan nelayan, namun tidak ada hasil.
“Ini tidak biasa pulang dari melaut hingga sore. Biasanya melaut dinihari, paling lambat jam empat sore sudah pulang. Kami sekeluarga berharap suami bisa ditemukan dengan kondisi selamat,” harap Suarnadi sembari menahan air mata.
Ia mengaku tidak mendapat firasat apa-apa bahkan sempat mendapatkan kabar dari rekan rekan nelayan saat melakukan pencarian jika kondisi laut saat itu kurang bersahabat akibat cuaca buruk.
”Mereka (rekan-rekan nelayan) memutuskan kembali pulang karena diterjang cuaca buruk. Katanya, angin mendadak kencang dan ombak tinggi,” ucapnya. (625)