PEKANBARU | patrolipost.com – Pemerintah Kota Pekanbaru di Provinsi Riau membahas upaya penanganan masalah yang berkenaan dengan lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) di lingkungan sekolah. Itu menyusul munculnya grup percakapan terkait LGBT di kalangan siswa sekolah dasar.
”Kita dapat info lebih ekstrem lagi, grup SD sudah ada LGBT. Jadi pekan depan ini bersama Setda dan Dispendik kami mau rapat dengan seluruh kepala SMP, SD, bahkan PAUD,” kata Penjabat Wali Kota Pekanbaru, Muflihun dilansir, Selasa (29/6/2023).
Dia mengingatkan para orang tua untuk memantau perkembangan serta pergaulan anak agar terhindar dari faktor lingkungan yang bisa memengaruhi orientasi seksual mereka. ”Dengan harapan yang namanya anak ini di rumah itu kan orang tua, di sekolah itu guru. Harapan kita anak itu bisa dipantau, bisa dilihat,” ujar Muflihun.
”Kalau LGBT itu susah menanganinya. Karena orang melihat laki-laki sama laki-laki berdua, orang melihat seakan berkawan biasa, sehingga susah untuk menanganinya,” imbuh dia.
Dia menjelaskan, pemerintah kota mengupayakan dinas pendidikan memasukkan materi pelajaran muatan lokal yang ditujukan untuk mencegah penyimpangan orientasi seksual. Selain itu, Muflihun meminta para pemuka agama di Kota Pekanbaru bersama-sama membangun gerakan masif untuk menyampaikan bahwa dalam agama LGBT hukumnya haram dan merupakan bentuk kejahatan.
”Yang ada ini sekarang pelan-pelan kita minta. Bahkan ini kita sudah sampaikan ke MUI secara masif, baik itu di masjid, bisa disampaikan tentang peran orang tua menyikapi peran LGBT di Pekanbaru ini,” tutur Muflihun.
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak sudah menerima informasi mengenai kelompok LGBT di kalangan siswa sekolah dasar yang diketahui saat guru merazia telepon genggam milik siswa. Kementerian sudah meminta Pemerintah Kota Pekanbaru untuk menelusuri grup percakapan mengenai LGBT di kalangan siswa sekolah dasar tersebut. (305/jpc)