SEMARAPURA | patrolipost.com – Ritual tahunan tetap dipertahankan oleh warga, seperti Desa Kusamba yang rutin menggelar ritual Nyepi Segara. Ritual ini dilaksanakan dari pukul 06.00 Wita, sampai pukul 18.00 Wita. Selama berlangsungnya ritual, masyarakat tidak diperkenankan melakukan aktivitas di laut baik itu untuk mencari ikan, maupun aktivitas penyeberangan.
Bendesa Adat Kusamba Anak Agung Gede Raka Swastika menjelaskan, tradisi ini rutin digelar selama turun temurun serangkaian ngusaba di Pura Segara yang jatuh pada Purnama Kelima, Rabu (20/10).
” Awalnya Nyepi Segara digelar oleh warga yang tinggal di pesisir seperti nelayan, petani garam dan warga yang bekerja di pantai sebagai bentuk syukur. Setelah adanya desa adat, tradisi ini dijalankan oleh desa adat di Kusamba,” ujar Anak Agung Gede Raka Swastika.
“Sebelum pelaksanaan Nyepi Segara ini, kami juga sudah koordinasi ke intansi terkait seperti Dinas Perhubungan dan lainnya. Karena semua aktivitas di pesisir, termasuk penyeberangan akan ditutup sementara,” jelasnya.
Menurutnya selama ini laut adalah sumber kehidupan yang memberikan kelimpahan rejeki bagi masyarakat pesisir Kusamba. Penghormatan masyarakat terhadap laut, dicurahkan masyarakat setempat dengan pelaksanaan Nyepi Segara.
“Pelaksanakan Nyepi Segara ini intinya untuk menghaturkan puji syukur masyarakat atas karunia Tuhan dan memberikan penghormatan kepada alam, dengan cara membebaskan laut dari berbagai aktivitas manusia selama sehari penuh,” pungkasnya. (855)