DENPASAR | patrolipost.com – Sejumlah kendala masih dialami jajaran PDAM Kota Denpasar dalam memberikan layanan kepada pelanggannya. Salah satunya, tingkat kebocoran air cukup tinggi, yakni di atas 20 persen.
Kebocoran air PDAM ini ditenggarai akibat dari adanya sejumlah jaringan pipa PDAM yang umurnya cukup tua. Hal ini diungkapkan Dirut PDAM Denpasar Ida Bagus Gede Arsana dalam acara temu pelanggan PDAM, di Inna Bali Heritage Jalan Veteran Denpasar, Selasa (18/6) kemarin.
Arsana yang didampingi Direktur Umum Luh Putu Sri Utami dan Direktur Teknik Putu Yasa mengungkapkan, saat ini masih ada beberapa jaringan pipa PDAM dengan usia yang cukup tua. Kondisi ini mengakibatkan sering terjadi kebocoran yang menimbulkan distribusi air ke pelanggan terganggu.
Dikatakan Gede Arsana, PDAM sudah berencana melakukan pergantian pipa yang umurnya sudah tua. Namun biaya yang diperlukan cukup besar, sehingga harus menunggu sumber pendanaan di luar APBD.
“Kami sudah memohon ke pusat agar bisa dibantu untuk biaya mengganti jaringan pipa ini,” katanya.
Biaya yang diperlukan untuk pergantian pipa ini cukup besar. Seperti untuk di Jalan Nangka Denpasar dengan panjang 5,6 Km, memerlukan biaya Rp 60 miliar lebih. “Kita juga akan mendapat bantuan dari Korea agar bisa digunakan untuk perbaikan jaringan ini,” ujarya.
Ditambahkannya, meskipun masih ada banyak kendala terkait pelayanan, pihaknya mengaku tetap mengupayakan solusi terhadap berbagai permasalahan tersebut, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
“Berbagai terobosan telah dilaksanakan. Mulai dari kerjasama pembelian dengan PDAM Gianyar, PDAM Badung dan SPAM Sarbagita Tukad Penet dan Tukad Petanu. Selain itu turut dilaksanakan pembangunan infrastruktur air baku IPA Waribang tahap II dengan kapasitas 150 liter/detik,” ujarnya.
Sementara itu, salah seorang pelanggan di Sanur, I Made Sedana mengharapkan petugas PDAM lebih sering memantau ke lapangan, sehingga bila terjadi kebocoran cepat tertangani. Pihaknya sering melihat kebocoran pipa yang terjadi di jalan-jalan, penanganannya cukup lama.
Kondisi ini tentu berdampak pada pelayanan kepada pelanggan. “Kita berharap ada petugas PDAM yang rutin berkeliling,” ujar Sedana yang juga Perbekel Sanur Kaja ini.
Selain itu, pihaknya juga meminta kepada jajaran PDAM agar bisa melakukan sosialisasi terkait sejumlah kebijakan yang dilakukan PDAM. Misalnya saja, beberapa desa digabung menjadi satu, sehingga sosialisasi lebih efektif.
Terhadap usulan ini, Dirum PDAM Sri Utami menyatakan kesiapannya. Terlebih, pihaknya sudah memiliki program door to door untuk memberikan penjelasan terkait kebijakan yang dilakukan PDAM. “Kami menyambut baik usulan ini dan kami siap untuk datang ke desa-desa,” katanya.
Terkait adanya sejumlah masukan yang disampaikan pelanggan, Dirut PDAM Denpasar IB Arsana menjelaskan, temu pelanggan ini merupakan salah satu kegiatan yang produktif dalam mendengar berbagai keluhan pelanggan PDAM. Sehingga apa yang menjadi keinginan dan harapan pelanggan dapat diatasi dengan baik dan maksimal sebagai upaya memberikan pelayanan prima.
IB Arsana mengatakan, dari temu pelanggan ini tentunya pihaknya mengharapkan masukan yang tentunya dapat menjadi acuan dalam penyusunan program kerja dan inovasi dalam memberikan pelayanan maksimal bagi pelanggan PDAM Kota Denpasar.
“Tentunya kami senantiasa akan terus berinovasi guna tetap konsisten dan berkelanjutan memberikan pelayanan maksimal kepada seluruh pelanggan,” jelasnya. (yan)