JAKARTA | patrolipost.com – Opera Majapahit Gitarja, Sang Sri Tribhuwana akan kembali digelar di Gedung Kesenian Jakarta, pada Kamis (7/12/2023). Opera Majapahit merupakan karya trilogi disutradarai oleh Mia Johannes.
Opera Majapahit: Gitarja, Sang Sri Tribhuwana berkisah mengenai Putri Permaisuri dari Kerajaan Majapahit di abad ke-13. Diadaptasi dari kitab Kakawin Nagarakertagama, opera ini menceritakan bagaimana upaya Gitarja dalam mewujudkan mimpi para leluhurnya dan ibunya, yaitu Gayatri Sri Rajapatni.
Pentas Opera Majapahit Gitarja, Sang Sri Tribhuwana turut didukung oleh narator Nino Prabowo, penata musik Franki Raden dengan Indonesian National Orchestra, pesinden Satya Cipta dan Bethu, penata cahaya Iwan Hutapea, penata suara Nabil Husein, serta 12 orang pelakon dari seluruh Indonesia, dan sejumlah kru lainnya.
Sebelumnya, pentas sekuel pertama opera ini telah sukses terselenggara pada tahun 2020 dengan judul Gayatri Sang Sri Rajapatni.
Direktur Perfilman, Musik, dan Media, Kemendikbudristek Ahmad Mahendra mengatakan, penampilan Opera Majapahit akan mempertunjukkan tentang latar sejarah budaya Nusantara dalam format karya seni untuk publik.
Pentas Opera Majapahit ini juga merupakan karya kreatif dari kalangan anak muda yang mengangkat nilai kebudayaan nasional melalui cara inovatif dan kontemporer, tanpa melupakan atau menghilangkan nilai otentiknya.
“Kemendikbudristek terus membuka dan memberi ruang kepada semua komunitas masyarakat yang ingin membangkitkan budaya Indonesia dengan inspirasinya. Tumbuh kembang ide komunitas masyarakat untuk kebudayaan perlu mendapat prioritas,” kata Mahendra di Jakarta, Selasa (5/12/2023).
Karya seni yang lahir dari inspirasi komunitas masyarakat maupun pegiat budaya kata Mahendra, menjadi sumber energi baru untuk mengangkat dan menyebarluaskan kebudayaan Indonesia ke kancah dunia.
Menurutnya, pentas Opera Majapahit ini menegaskan bahwa kebudayaan merupakan milik semua masyarakat Indonesia, tanpa membedakan etnis, agama, maupun golongan.
“Pentas Opera Majapahit ini juga dapat memberi nilai tambah cakrawala wawasan tentang sejarah kehidupan leluhur dan perkembangan budaya Nusantara. Dan penting untuk dipahami, diketahui, dan ditonton oleh seluruh masyarakat Indonesia,” jelasnya. (pp03)