BORONG | patrolipost.com – Gugus Tanggar gelar Olimpiade Sains Nasional (OSN) yang diselenggarakan di SDI Golo Wunis, Desa Golo Wune Kecamatan Lambaleda Selatan, Manggarai Timur, Kamis (16/3/2023). OSN diikuti 10 peserta, 5 siswa mengikuti lomba pelajaran Matematika dan 5 siswa lainnya mengikuti lomba mata pelajaran IPA.
Gugus Tanggar terdiri dari 5 sekolah yakni SDN Lenang, SDK Tanggar, SDI Watu Paci, SDI Golo Qunis dan SDK Menge. Masing-masing sekolah mengutus 2 siswa untuk 2 mata pelajaran sains tingkat SD.
Dari hasil pergumulan para siswa tersebut dengan soal-soal yang diberikan, Agnes Srikariyati Ngamal, siswi kelas 5 SDI Golo Wunis keluar sebagai juara mata pelajaran IPA dan Klotilda Disna Ndiu, siswi kelas 5 SDI Watu Paci keluar sebagai juara Matematika.
Pengawas Sekolah untuk wilayah Lambaleda Selatan, Rofinus Amat SPd Gr kepada patrolipost.com di sela-sela kegiatan OSN menjelaskan, soal-soal pilihan ganda kurang efektif dalam hal meningkatkan daya nalar siswa.
“Soal-soal pilihan ganda tidak membantu daya nalar siswa. Bentuk soal pilihan ganda bisa dijawab siswa meski tanpa melalui proses. Ke depannya para siswa mesti dilatih dengan soal-soal HOTS,” ungkap Rofinus.
Diketahui soal-soal HOTS (Higher Order Thinking Skill) bisa memacu kemampuan siswa menuju daya nalar yang lebih baik serta menjawab soal melalui proses.
Sementara itu, Kepala Sekolah SDI Golo Wunis Dion Reginus Jehadit menjelaskan, pelaksanaan OSN bertempat di SDI Golo Wunis merupakan kebijakan gugus untuk melaksanakan olimpiade di sekolah sekolah peserta gugus.
“Perlombaan ini merupakan seleksi tingkat gugus, peserta yang juara akan diutus ke kecamatan, hasil lomba di kecamatan akan diutus ke kabupaten, lalu provinsi dan seterusnya,” ungkap Reginus.
Reginus juga menambahkan, OSN dirancang untuk menumbuhkan daya saing diantara sekolah-sekolah. Begitupun daya saing antara murid satu dengan lainnya.
“Adanya OSN seperti ini merupakan sesuatu yang bagus. Bagus karena adanya persaingan diantara para murid, selebihnya persaingan antara murid dalam satu sekolah meningkat menjadi persaingan antara sekolah. Para juga murid dilatih untuk berpikir kritis dan kreatif,” pungkasnya. (pp04)