Pameran Lukisan Puncak Karya Nyoman Gunarsa, Mengenang Pertanggungjawaban Sang Maestro Kepada Masyarakat

nyonya 111111
Istri sang maestro Nyoman Gunarsa, Nyonya Indrawati Gunarsa. (ist)

SEMARAPURA | patrolipost.com – Keluarga besar Nyoman Gunarsa beserta Yayasan Indonesia menggelar Pameran Lukisan Puncak Karya Nyoman Gunarsa, yang akan dibuka, Senin (9/9/2024).

Pameran ini untuk mengenang figur besar dalam kesenian Indonesia sekaligus sebentuk pertanggungjawaban sang maestro kepada masyarakat.

Karya-karya Gunarsa sepanjang perjalanannya sebagai perupa akan ditampilkan sebagai bentuk sumbangsihnya kepada kesenian dan kebudayaan Indonesia. Lebih dari setengah abad Nyoman Gunarsa berkarya, karya-karyanya tidak bisa dihitung dengan tangan. Sebagian besar karya perupa asal Dusun Banda, Desa Takmung, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung ini dikoleksi di Museum Seni Lukis Klasik Nyoman Gunarsa dan Museum Seni Lukis Kontemporer yang berdiri di tanah kelahirannya (Dusun Banda).

Gunarsa yang semasa hidupnya tidak saja kreatif berkarya juga aktif berburu benda-benda artefak kuno Bali. Hasilnya semua itu melengkapi koleksi Museum Seni Lukis Klasik Bali Nyoman Gunarsa. Koleksi itu diantaranya ada wayang bermata emas, keris, lukisan klasik Bali, patung, topeng, gamelan serta karya seni dari tokoh seni Indonesia maupun seniman mancanegara yang pernah tinggal di Indonesia.

Maestro seni Nyoman Gunarsa puluhan tahun menggagas dan mengakselerasi kebangkitan Seni Lukis Klasik Bali hingga mendunia. Semangatnya itu diwujudkan dalam berbagai bentuk diantaranya dengan membangun Museum Seni Lukis Klasik Bali yang kemudian terintegrasi dengan Museum Seni Lukis Kontemporer Indonesia, menggelar pameran Seni Lukis Klasik Bali secara lokal, nasional hingga internasional.

Sejak tumbuh sebagai seniman Gunarsa mengkonstruksi semangat dan nuansa taksu dalam berkarya. Alhasil, karya-karya nya dikenal unik dan berkarakter. Berbagai bentuk karya seni Nyoman Gunarsa digabungkan dengan modal akademis tanpa mengurangi akar klasik yang menjadi roh jiwanya.

Menurut istri Nyoman Gunarsa, Indrawati Gunarsa, semua karya Nyoman Gunarsa terkoleksi dengan baik dan terawat di Museum Nyoman Gunarsa. Merawat dan melestarikan Museum Nyoman Gunarsa dengan koleksinya yang segudang kata dia bukan perkara mudah. Lebih-lebih Museum Nyoman Gunarsa murni praktek museum, tanpa didukung ada galeri. Merawat dan melestarikan museum perlu perencanaan dan manajemen secara komprehensif.

Aktivitas seni karawitan di Museum Nyoman Gunarsa juga berjalan berkelanjutan. Sehingga museum yang berdiri sejak 1994 itu tetap hidup dan menggeliat sampai sekarang.

“Museum tidak sekedar untuk menyimpan koleksi benda-benda kuno, museum itu sebagai harta karun. Museum itu tempat melestarikan benda-benda bersejarah, budaya, maupun seni. Semua dokumentasi itu adalah bahan ajar bagi masyarakat akan kekayaan budaya dan sejarahnya, maka merawat dan melestarikan museum bukan perkara mudah,” tandas Nyonya Indrawati Gunarsa, Minggu (8/9/2024).

Indrawati cukup berhasil merawat dan melestarikan Museum Nyoman Gunarsa. Bahkan Museum Seni Lukis Kontemporer saat ini diperluas sebagian mengadopsi konsep museum terbuka menyatu dengan alam lingkungan. Alam lingkungan Museum Nyoman Gunarsa dipenuhi tetumbuhan untuk pengobatan (taru permana) serta tanaman untuk keperluan upacara Bali.

Indrawati Gunarsa menyampaikan sejak awal perencanaan pembangunan Museum Nyoman Gunarsa terinspirasi dengan budaya dan tradisi Bali. Selain konsep ruang dan koleksinya sebagai penanda budaya, Museum Nyoman Gunarsa didukung lingkungan yang dipenuhi pepohonan dan tanaman yang berhubungan dengan budaya dan tradisi Bali.

“Kami komitmen dalam melestarikan budaya dan tradisi Bali. Museum mengajarkan kita nilai spiritual, nilai-nilai kreativitas, nilai etika, nilai estetika. Karya-karya Nyoman Gunarsa semoga menginspirasi talenta muda, mendorong anak sejak dini peduli dengan budaya, tradisi dan lingkungan,” demikian Indrawati Gunarsa. (855)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.