DENPASAR | patrolipost.com – Adanya pandemi Covid-19, membuat animo masyarakat mendonorkan darahnya menurun dari waktu sebelumnya. Akibatnya, PMI Provinsi Bali terpaksa gencar mengajak seluruh masyarakat lebih intens dalam melakukan donor darah, karena donor darah bermanfaat bagi tubuh sekaligus dapat membantu masyarakat yang membutuhkan. Hal ini diungkapkan Kasubid Humas Unit Transfusi Darah (UTD) PMI Provinsi Bali, I Made Geria Arnita, Minggu (28/2/2021).
“Selain bermanfaat bagi kesehatan tubuh, kegiatan tersebut secara tidak langsung membantu masyarakat yang sedang membutuhkan,” ujar Made Geria Arnita.
Geria memaparkan bahwa kesadaran masyarakat Bali mulai menurun untuk melakukan donor darah. Hal itu terbukti, dari ketergantungan suplai darah di Rumah Sakit di Bali mencapai 70 sampai 90 persen, sedangkan masyarakat yang berdonor darah masih tergolong rendah.
Lebih lanjut dikatakannya, minimnya pendonor saat ini juga disebabkan karena masih mewabahnya pandemi Covid-19. Sehingga masyarakat masih khawatir jika saat melakukan donor darah akan terpapar virus.
“Padahal kenyataannya, setiap kegiatan donor darah, baik petugas maupun pendonor akan dilakukan screening dan penerapan protokol kesehatan yang ketat. Sehingga kegiatan donor darah dapat berjalan dengan aman,” paparnya.
Tidak hanya itu, Geria juga mengajak masyarakat untuk tidak takut mendonorkan darah saat pandemi. Selain dijamin aman juga diberlakukan prokes dengan ketat dan diterapkan pengaturan giliran pendonor agar tak terjadi penumpukan.
Selanjutnya, Geria mengaku bahwa saat ini kebutuhan darah di Bali dinilai cukup tinggi, sedangkan perbandingan dengan ketersediaan tidak seimbang. Maka dari itu, pihaknya terus gencar melakukan sosialisasi kepada masyarakat, organisai, TNI/Polri, instansi pemerintah, kampus, maupun pelaku usaha di sektor pariwisata untuk turut berpartisipasi dalam melaksanakan kegiatan donor darah. Adapun ketersediaan darah yang bisa difasilitasi Markas Besar PMI Bali maupun UTD PMI Bali yang berada di lingkungan RSUP Sanglah masih sangat minim, sehingga terkadang kekurangan darah.
“Ini sudah menjadi tugas bersama di mana berbagai elemen baik Dinas Kesehatan, Rumah Sakit, termasuk PMI dan PDDI untuk terus mengedukasi dan mengajak warga masyarakat untuk berdonor darah sehingga hal-hal yang berhubungan dengan kemanusiaan salah satunya ketersediaan darah di Bali bisa terpenuhi,” jelasnya.
Geria juga mengungkapkan bahwa sejak pandemi Covid-19 jumlah pendonor darah terus menurun 30 sampai 40 persen pada kurun waktu Maret-Desember 2020. Sedangkan sebelum pandemi pemenuhan kebutuhan darah se-Bali mencapai angka 95 persen dari permintaan.
“Karena terjadi penurunan jumlah pendonor, PMI hanya bisa memenuhi 60-70 persen dari permintaan,” imbuh Geria, sembari mengingatkan bahwa saat donor darah harus tetap menerapkan disiplin Protokol Kesehatan (Prokes) melalui 3M (mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak aman).
Sementara itu, setiap hari dibutuhkan sekitar 120 sampai 130 kantong darah, karena terjadi penurunan jumlah pendonor hanya terpenuhi 70 persen, yakni 90 kantong. (cr02)