Pasca Dihantam Ombak Tinggi, Warga Pulau Messah Harapkan Perhatian Pemkab Mabar

Kondisi  rumah warga Pulau Messah yang rusak diterjang ombak tinggi, Jumat (2/4/2021).

PULAU MESSAH – | patrolipost.com – Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat, melalui Pemerintah Kecamatan Komodo saat ini tengah melakukan koordinasi terkait rusaknya 4 unit rumah dan 4 unit kapal motor milik warga warga Pulau Messah, Desa Pasir Putih, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, yang diakibatkan oleh terjangan gelombang tinggi, Jumat (2/4/2021).

“Untuk kejadian kemarin itu, sudah saya koordinasi dengan pemerintah desa untuk mendata semua jenis kerusakan dan kerugian yang ditimbulkan. Hal ini juga sudah saya sampaikan ke Bapak Bupati dan Wakil Bupati serta instansi terkait seperti Dinas Sosial dan BPBD,” ujar Imran, Camat Komodo melalui sambungan telepon, Sabtu (3/4/2021).

Bacaan Lainnya

Imran menjelaskan sebelum musibah terjadi, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan pemerintah desa untuk mengimbau warga pesisir untuk mewaspadai akan bahaya gelombang tinggi.

“Terkait hal ini sebelumnya sudah saya komunikasikan dengan Perangkat Desa terkait cuaca buruk serta larangan untuk melaut. Karena saya juga bergabung di grup WhatsApp info perkembangan cuaca di Manggarai Barat,” ucap Imran.

Lanjut Imran, kendala cuaca yang sedang tidak bersahabat menyebabkan pihak kecamatan belum bisa langsung meninjau lokasi kejadian. Namun ia berharap warga Pulau Messah untuk tetap waspada dan untuk sementara waktu diimbau tidak melaut.

“Untuk saat ini kita belum bisa meninjau lokasi dikarenakan cuaca masih sangat mengkhawatirkan, tetapi laporan semua sudah kami sampaikan ke instansi terkait. Kita berharap untuk sementara warga jangan dulu melaut dan tetap waspada dengan cuaca buruk yang menyebabkan angin kencang dan gelombang tinggi,” ujarnya.

Sebelumnya, untuk mengetahui perkembangan terkini di Pulau Messah, media ini sempat menghubungi Jufri, Kepala Desa Pasir Putih. Saat dihubungi, Jufri mengaku mengetahui musibah ombak tinggi di perairan Pulau Messah tersebut dari stafnya yang berada di lokasi kejadian. Saat kejadian, Jufri mengaku tengah berada di Labuan Bajo, dan hingga kini ia juga belum mengetahui rincian kerugian yang ditimbulkan dari musibah ini, Jufri menyarankan menghubungi sekretarisnya yang berada di Pulau Messah.

“Waktu kejadian saya masih di Labuan Bajo. Saya tau ada musibah setelah diceritakan sama aparat dan staf di sana Pak. Terkait rincian, memang belum dirincikan, tapi saya sudah minta laporan tertulis dari staf saya. Minta foto semua apa – apa yang terjadi dan setelah itu saya lapor ke Pak Camat. Karena saya lagi ada di Labuan Bajo Pak,” ujar Jufri, Sabtu (3/4/2021).

Asri, Sekertaris Desa Pasir Putih saat dihubungi menjelaskan pantauannya di lokasi menyebutkan ombak tinggi menyebabkan 1 unit rumah hancur dan 4 unit kapal motor milik warga rusak parah. Selain Itu tanggul sepanjang 10 meter jebol dan terminal dermaga rusak.

“Dari pihak desa kondisi ini sudah kami laporkan ke kecamatan, yakni terdapat 4 unit kapal motor yang rusak sama 1 unit rumah. Kami sudah cek lokasi dan hanya satu unit rumah yang rusak, bukan empat unit. Tiang rumahnya roboh dan rumahnya jadi miring,” ujarnya.

Informasi ini sedikit berbeda dengan apa yang disampaikan oleh Halakim, warga pulau Messah yang juga merupakan Kaur Pemerintahan Desa Pasir Putih yang pada saat itu berada di lokasi kejadian. Saat diwawancarai Halakim menyebutkan terdapat 4 unit rumah yang rusak ditambah dengan 4 unit kapal motor, dermaga dan tanggul juga jebol. Baik Pjs Kepala Desa maupun Sekertaris Desa Pasir Putih diketahui tidak berada di lokasi saat kejadian.

Lanjut Asri, nilai kerugian yang ditimbulkan dari kejadian ini diperkirakan mencapai ratusan jutaan rupiah. Semua jenis kerusakan dan nilai kerugian yang ditimbulkan menurutnya telah disampaikan ke Camat Komodo.

“Untuk satu kapal motor yang besar milik Bapak Mustafa itu sekitar seratus juta, yang tiga lainnya itu rata – rata nilai kerugian mencapai 50 juta per unit. Sementara itu kerugian untuk 1 unit rumah milik Pak Muhamad itu kisarannya Rp 30 juta. Sementara untuk tanggul yang jebol itu panjangnya sekitar 10 meter,” ucap Asri.

Asri menjelaskan hingga saat ini nelayan di Pulau Messah dilarang untuk melaut karena kondisi angin kencang. Warga hanya diizinkan beraktivitas di sekitar area perkampungan.

“Sekarang di lokasi nelayan masih dilarang melaut, angin masih kencang. Dibandingkan kemarin, hari ini masih agak kurang dan warga sekitar masih melakukan kegiatan seperti biasa,” tuturnya.

Atas segala jenis kerusakan yang ditimbulkan, Asri berharap korban segera mendapatkan bantuan dari pemerintah Kabupaten Manggarai Barat.

“Belum ada Informasi lanjutan, belum ada tanggapan dari pihak Kecamatan. Harapannya untuk jenis kerusakan perahu dan rumah barangkali pihak Pemerintah Daerah bisa membantu. Khususnya kerusakan itu karena sumber untuk mencari nafkah,” tuturnya.

Informasi terbaru yang diterima media ini, Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat melalui instansi terkait akan meninjau lokasi pada hari Senin (5/4/2021).

“Saya sudah dapat info, tim dari kabupaten dan kecamatan turun ke Pulau Messah lusa hari Senin. Besok mengingat hari Minggu Paskah,” ujar Imran, Camat Komodo.

Terkait perbedaan jumlah rumah warga yang rusak, Imran menyampaikan akan memastikan hal tersebut saat berada di lokasi.

“Senin di lokasi kita cek semua. Terimakasih,” ucap Imran melalui sambungan aplikasi WhatsApp, Sabtu (3/4/2021) sore. (334)

Pos terkait