RUTENG | patrolipost.com – Manager PT Borneo Group Cabang Ruteng, Mikarius Lamandau angkat bicara setelah adanya dugaan pasien meninggal karena mengonsumsi obat herbal yang dijual di perusahaannya.
Kepada patrolipost.com, Senin (28/3/2022) Mikarius menjelaskan efek obat herbal yang dibeli pasien memang ada seperti mencret dan itu langsung terjadi setelah pertama kali mengonsumsi obat jenis propolis tersebut. Terkait efek lain dari obat tersebut, Mikarius bahkan merasa heran dan kalaupun itu karena efek obat, peristiwa ini menjadi pertama kali sejak mereka beroperasi dari tahun 2019.
“Gejala seperti mencret pada pasien memang efek obat yang kita jual, namun kalau terkait pandangan mata yang kabur itu tidak termasuk. Kalaupun itu karena obat dari kita, berarti ini pertama kali terjadi sejak tahun 2019 kita ada di sini,” ungkap Mikarius.
Sebelumnya pada Sabtu (26/3/2022), seorang pasien atas nama Hendrikus Jemali (54) meninggal dunia di Dusun Mbuer, Desa Watu Baru, Kecamatan Macang Pacar, Kabupaten Manggarai Barat, NTT diduga karena efek samping obat herbal dari PT Borneo Group.
Menurut anak kandung korban, FD (34 tahun) sakit yang diderita ayahnya bertambah parah setelah mengonsumsi obat herbal tersebut.
“Setelah mengonsumsi obat herbal pandangan mata bapak menjadi kabur. Bapak juga mengalami diare. Kami pun menelepon ke Kantor Borneo Group dan mereka menjelaskan sakit perut (diare) merupakan efek dari konsumsi obat tersebut,” jelas FD melalui pesan suara.
Lanjut FD, pihak keluarga pun mengantarkan pasien ke Ruteng untuk menjalani pemeriksaan di kantor Borneo group. Dari hasil pemeriksaan beberapa keluhan sakit pasien dinyatakan sembuh. Namun beberapa keluhan lain masih ada, pasien pun terus melanjutkan pengobatan dengan obat herbal tersebut.
“Setelah mengonsumsi obat jenis Borneo Curcuma, pandangan mata bapak menjadi kabur. Bapak juga mengalami diare. Kami pun menelepon ke Kantor Borneo Group dan mereka menjelaskan sakit perut (diare) merupakan efek dari konsumsi obat tersebut,” ungkapnya.
Pihak keluarga pun berharap, tidak ada orang lain yang menjadi korban dari efek obat herbal tersebut ke depannya. Sementara itu pihak PT Borneo Group berencana berkunjung ke kediaman korban untuk memberikan klarifikasi secara langsung. (pp04)