Paslon nomor urut 2, Amerta di Pilwali kota Denpasar.
DENPASAR | patrolipost.com –Pasangan calon Pilwali kota Denpasar, Gede Ngurah Ambara bersama Made Agus Kerta Negara (Amerta) akan membangun pusat informasi pemerintahan kota yang terintegrasi yang menampilkan data-data berbagai bidang secara transparan, kredibel dan akuntabel.
Tentu hal itu terkait dengan apa yang disampaikan Ketua Tim Kampanye Paslon Amerta, Wayan Mariyana Wandhira mengungkapkan kontribusi PAD Kota Denpasar tahun sebelumnya dinilai masih minim. Hal tersebut disebabkan karena ada beberapa potensi lain selain pariwisata yang kurang dioptimalkan menjadi pendapatan asli daerah.
“Sebenarnya ada sumber-sumber pendapatan lain bisa digali dalam upaya peningkatan PAD Kota Denpasar. Dan itu juga telah kita sarankan terkait mengali potensi yang memungkinkan menambah PAD Denpasar,” jelas Mariyana saat dihubungi Kamis (12/11/2020).
Wandhira menyebut potensi di Kota Denpasar seperti misalnya villa dan pondok-pondok wisata terlewatkan oleh pajak atau tidak dikenaikan pajak.
“Jika ada pengajuan izin otomatis data telah dimiliki oleh Kota Denpasar bagi objek pajak. Tentu dalam hal ini ada klarifikasi pengenaan pajak kepada objek pajak tersebut, jadi belum terdeteksi,” ujar Wakil Ketua DPRD Kota Denpasar ini.
Wandhira yang juga Ketua DPD Golkar Denpasar, menyatakan rumah-rumah kost yang memiliki 10 kamar atau lebih, juga warung tenda yang harga menu per porsinya hampir mirip dengan harga menu di rumah makan atau restauran ini terlewatkan dari pengenaan pajak. Mariyana menyebut hal itu bisa dijadikan sebagai sumber pendapatan akan tetapi itu terabaikan juga.
“Entah dalam hal ini apakah ada unsur kesengajaan atau tidak, iwuh pakewuh atau pemerintah terkait tidak menjalankan tugas dengan baik,” tanya Wandhira.
Ditambahkan, Kota Denpasar juga belum maksimal membangun destinasi wisata baru yang berpotensi mendongkrak PAD. Wandhira kemudian membandingkan PAD Denpasar dengan tetangga sebelah, Kabupaten Gianyar. Ia memmpertanyakan mengapa PAD Kota Denpasar tertinggal dari PAD Kabupaten Gianyar. Artinya pertumbuhan ekonomi pariwisata dikelola oleh bupatinya melalui UKM-nya telah mampu memberikan kotribusi positif bagi pertumbuhan PAD.
“Untuk data realnya saya belum mengetahuinya untuk PAD Kota Denpasar sebagai kota metropolitan justru dikalahkan oleh Kabupaten Gianyar,” ucap politisi asal Sanur Denpasar ini.
Sementara itu secara terpisah, Calon Walikota nomor urut 2, Gede Ngurah Ambara Putra mengatakan dengan potensi bonus demografi maupun potensi ekonomi pariwisata, semestinya PAD Kota Denpasar bisa ditingkatkan. Ia juga mengungkapkan berdasarkan data tahun 2019, tax ratio pendapatan daerah Kota Denpasar sebesar 4% (berbanding produk domestik regional bruto). Namun, kalah dengan tax ratio Kabupaten Gianyar yang mencapai 7%.
“Pendapatan daerah Denpasar tahun 2019 sekitar 2,2 Triliun dari penduduk 960 ribu (PDRB 55 Triliun). Sedangkan pendapatan daerah Gianyar juga hampir sama 2,2 Triliun dari 560 ribu penduduk (28,5 Triliun). Jelas Gianyar lebih baik produktifitas pendapatannya dari Denpasar, tentu bisa lebih optimal dalam membangun daerah,” jelas Ngurah Ambara di Posko Pemenangan Amerta Jl. Tulip Denpasar.
“Harus check and balance antara eksekutif dan legislatif sehingga pendapatan bisa terdongkrak,” imbuhnya.
Cawali nomor urut 2 yang diusung Partai Nasdem, Partai Golkar, dan Partai Demokrat ini menyatakan potensi ekonomi Denpasar sejatinya cukup tinggi. Keberadaan pasar-pasar rakyat dan tradisional baik yang dikelola pemerintah maupun desa adat, semestinya memberikan sumbangsih maksimal bagi PAD. (wie)