VATICAN | patrolipost.com – Paus Fransiskus menunjuk seorang kardinal Katolik yang mengeritik agenda politik Donald Trump sebagai pemimpin baru Gereja Katolik di Washington DC pada hari Senin (6/1/2025), beberapa hari sebelum Trump dilantik sebagai Presiden AS.
Kardinal Robert McElroy (70) telah menjadi uskup San Diego sejak 2015. McElroy menggantikan Kardinal Wilton Gregory yang akan pensiun setelah memimpin keuskupan agung Washington sejak tahun 2019.
McElroy mengeritik tajam rencana Trump selama pemerintahan pertamanya untuk meluncurkan kampanye deportasi massal yang menargetkan jutaan imigran yang tinggal di Amerika Serikat.
Ia meminta warga Amerika untuk “mengganggu” rencana tersebut dalam pidatonya tahun 2017 dan kemudian mengatakan kepada sebuah majalah Katolik bahwa umat Katolik “tidak bisa hanya berdiam diri dan melihat (imigran) dideportasi”.
“Ini langkah yang berani,” kata Massimo Faggioli, seorang akademisi Italia yang telah mengikuti kepausan Fransiskus dengan saksama, tentang pengangkatan McElroy.
Faggioli, seorang profesor di Universitas Villanova di Philadelphia mencatat pengumuman itu muncul pada peringatan empat tahun serangan terhadap Gedung Capitol AS pada 6 Januari 2021 oleh para perusuh yang berharap untuk membatalkan kekalahan Trump dalam pemilihan umum 2020 atas Presiden Joe Biden.
McElroy juga merupakan sekutu Fransiskus yang vokal di antara para uskup Katolik AS, yang sebagian besar berbeda pendapat mengenai agenda pastoral Paus.
Ia telah mengambil posisi progresif dalam berbagai isu seperti bersikap lebih ramah terhadap kaum Katolik LGBTQ dan menyerukan penahbisan perempuan sebagai diakon.
McElroy yang berasal dari San Francisco, diangkat menjadi kardinal oleh Fransiskus pada tahun 2022. Kardinal tersebut memiliki gelar doktor dalam bidang teologi dari Universitas Kepausan Gregorian Roma, sebagaimana lazimnya bagi para uskup Katolik. Ia juga memperoleh gelar doktor dalam bidang politik dari Universitas Stanford, tempat disertasinya berfokus pada kebijakan luar negeri Amerika.
Gregory (77) yang digantikan McElroy adalah pemimpin Afrika-Amerika pertama Gereja Katolik di Washington, dan kardinal kulit hitam pertama di AS.
Ia dikenal karena pendekatannya yang rendah hati dan menolak seruan dari sejumlah umat Katolik konservatif untuk menolak memberikan komuni kepada politisi Katolik yang mendukung hak aborsi, seperti Biden dan mantan Ketua DPR Nancy Pelosi. McElroy juga menolak seruan tersebut. (pp04)