JAKARTA | patrolipost.com – Belasan pedagang kaki lima menjadi korban penjarahan para perusuh aksi 21 Mei 2019 di Jl Wahid Hasim Jakarta Pusat. Mereka mengalami kerugian puluhan juta rupiah, sehingga sangat terpukul menghadapi hari raya Idul Fitri yang tinggal menghitung hari.
Namun syukurlah cerita pilu para pedagang itu sampai ke telinga Presiden Joko Widodo. Jumat (24/5/2019) kemarin, Jokowi mengundang Rajab dan Ismail, dua pedagang yang merugi akibat kerusuhan 22 Mei untuk bertemu di Istana. Rajab adalah pedagang rokok dan minuman yang warungnya dijarah, sedangkan Ismail adalah pemilik warung mie instan yang sudah ludes terbakar.
Keduanya mendatangi Istana sekitar pukul 15.45 WIB. Sekitar lima menit kemudian, keduanya pun diterima Presiden Jokowi di Ruangan Jepara. “Siap, Pak Presiden,” Rajab menyapa pertama. Ia bersikap hormat ke arah Jokowi, kemudian menyalaminya.
Ismail yang berhadapan dengan Jokowi setelahnya menyapa, “Selamat sore, Pak,” lalu bersalaman.
Presiden Jokowi bertanya bagaimana kronologis hancurnya barang dagangannya oleh massa. “Bukannya itu jauh ya dari massa?” tanya Jokowi.
Keduanya menjelaskan secara runut kronologis kejadiannya. Pada intinya, barang dagangannya tiba-tiba diinstruksikan seorang oknum demonstrans untuk dibakar. Pertemuan itu dilanjutkan secara tertutup. Selepas pertemuan, Rajab mengaku mendapat bantuan modal dari Jokowi.
“Presiden bantu berupa uang untuk modal lagi. Tapi nilainya kita belum tahu berapa ya,” ujar Rajab.
Sementara itu, Ismail mengaku tak menyangka dirinya dapat diundang oleh seorang presiden. Apalagi Jokowi diketahui kerap menikmati makanan di Restoran Garuda yang berada di belakang Pos Sub Sektor Polisi Sabang, tak jauh dari lokasi warungnya. “Sejak saya jualan tahun 1975 di Jakarta, baru sekarang ketemu Presiden. Sampai nangis, saking senengnya,” kata Ismail, ditemui di puing sisa warungnya, di Jakarta, Jumat (24/5/2019) malam, seperti dikutip Antara.
Ia mengaku sangat senang bisa bertemu Presiden Jokowi, apalagi kemudian diberi santunan untuk mengganti kerugian usahanya. “Dikasih (uang) buat santunan. Belum tahu jumlahnya berapa, belum saya hitung. Masih di sini,” katanya, sembari menunjuk kantong celananya.
Sejumlah warung di Jalan KH Wahid Hayim menjadi sasaran amukan massa saat kerusuhan pecah di perempatan Sarinah pada Rabu (21/5) lalu. Massa diketahui menjarah barang dagangan pedagang seperti rokok dan minuman ringan. sedangkan warung mie instan milik Ismail ludes terbakar akibat rembetan api dari Pos Polisi Sabang yang dibakar massa. (*/zar)