DENPASAR | patrolipost.com – Seorang penari Rangda berinisial GNEP (16) tewas tertusuk keris saat Napak Pertiwi di sebuah sanggar di kawasan Jalan Sutomo Desa Pemecutan Kaja, Denpasar, Kamis (4/2/2021) pukul 09.00 Wita. Ia sempat karauhan, setelah dipastikan ternyata pada dada bagian kiri terdapat darah dan luka tusukan.
Siswa SMA ini sempat mendapatkan perawatan medis di RS Wangaya. Namun pada pukul 18.30 Wita ia menghembuskan nafasnya yang terakhir.
Informasi yang berhasil dihimpun mengatakan, GNEP diketahui menari mengenakan pakaian Rangda. Kemudian tujuh orang pepatih yang membawa keris menusuk korban secara bergantian. Setelah ditusuk, tiba-tiba korban roboh seperti kesurupan.
“Ya, setelah dibuka pakaian dan ditemukan di dada sebelah kiri ada luka tusukan, ia langsung dibawa ke Rumah Sakit Wangaya. Dan pada pukul 18.30 Wita ia dinyatakan meninggal dunia,” ungkap seorang petugas, Jumat (5/2/2021) sore.
Klian Dinas Blong Gede, I Made Rispong Arta Suda Negara didampingi Klian Adat Banjar Blong Gede Made Jaya Atmaja alias Made Rispong menceriterakan, saat itu korban mengikuti acara Napak Pertiwi dalam rangkaian Hari Pagerwesi.
Seperti biasa ia mengikuti acara Ritual Napak Pertiwi yang diikuti kurang lebih 30 orang tersebut. Korban yang menggenakan pakaian Rangda diduga mengalami kerauhan. Tubuh korban dites, lalu ditusuk dengan keris yang dibawa para peserta acara.
“Tiba – tiba korban terjatuh dan tersungkur diiringi suara gamelan. Saat ditusuk dianggap tidak apa-apa. Tapi korban kemudian tersungkur, pas ditolong dan diperiksa ternyata ada darah. Bajunya dilepas lalu diketahui terdapat luka tusukan,” tuturnya.
Saat itu juga, korban langsung dilarikan ke RSUD Wangaya. Sayangnya nyawa IGNEP tidak dapat tertolong. Menurut info, luka tusukan itu tepat pada bagian jantung. Masalah ini sudah ditangani Polresta Denpasar dan pihak Kepolisian sudah melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi termasuk penyelenggara.
Kasubbag Humas Polresta Denpasar Iptu I Ketut Sukadi mengatakan, setelah pihaknya mendapat informasi tersebut langsung melakukan penyelidikan. “Benar telah terjadi hal itu. Masih ditangani Sat Reskrim. Para pepatih yang berjumlah kurang lebih tujuh orang itu kemungkinan akan dimintai keterangan,” ujarnya. (007)