LABUAN BAJO | patrolipost.com – Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat bersama Balai Taman Nasional Komodo (BTNK) diminta untuk segera merealisasikan penerapan sistem digitalisasi pada pembelian tiket masuk spot wisata dalam kawasan Taman Nasional Komodo. Hal ini disebut menjadi solusi dalam mengatasi maraknya praktik manipulasi jumlah tiket masuk dalam kawasan TNK.
“Dulu kan pernah ada program digitalisasi tiket, tetapi sampai sekarang belum ada kabar. Dengan begitu mengurangi kecurangan transaksi tiket,” ujar HB, salah satu pelaku wisata di Labuan Bajo.
HB mengaku sering kali menjumpai praktik kecurangan dalam proses pembelian tiket masuk sejumlah spot wisata dalam Taman Nasional Komodo yang hingga saat ini masih dilakukan secara manual.
Ia menyebutkan penerapan sistem digitalisasi pada pemesanan hingga pembayaran tiket masuk sejumlah spot wisata dalam kawasan Taman Nasional Komodo diyakini mampu menjadi solusi atas maraknya praktik manipulasi data pembelian tiket masuk Taman Nasional Komodo yang diduga sering dilakukan oleh oknum guide (pemandu wisata) bekerjasama dengan oknum pegawai BTNK.
“Contoh, saat kita mengunjungi salah satu spot wisata dan membawa tamu sejumlah 10 orang. Di hadapan petugas yang nanti kita laporkan hanya 5 atau 6 orang tamu saja, sementara sisa uang jatah tiket kita bagi dua dengan petugas,” ujar HB.
Kepala BTNK Hendrikus Rani Siga saat dikonfirmasi menyampaikan belum mengetahui hal tersebut dan berharap mendapatkan bukti yang valid terkait praktek manipulasi tiket tersebut.
“Kalau punya bukti silakan sampaikan ke Saya,” ujarnya.
Hendrikus sendiri baru menjabat sebagai kepala BTNK sejak 17 Februari 2023 lalu menggantikan Lukita Awang Nistyantara. Sebelumnya Hendrikus merupakan kepala Balai Taman Nasional Kelimutu.
Upaya digitalisasi sistem pemesanan hingga pembayaran tiket masuk spot wisata dalam kawasan TNK telah dicanangkan beberapa tahun lalu oleh pemerintah Kabupaten Manggarai Barat.
Upaya ini diajukan untuk mewujudkan transparansi data jumlah kunjungan wisatawan ke Kawasan Taman Nasional Komodo. Sebab, sering kali terjadi perbedaan data jumlah kunjungan yang ada pada Pemkab Manggarai Barat melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Mabar dengan data yang dimiliki oleh BTNK.
Digaungkan akan mulai diterapkan pada tahun 2020 lalu, hingga kini sistem pembelian tiket masih dilakukan secara manual. Data yang dihimpun, Pemkab Mabar pada awal bulan Mei kembali mendorong agar sistem digitalisasi segera diterapkan.
Dikutip dari antaranews.com berjudul Mabar Kolaborasi Digitalisasi Bersama BTNK dan Pemprov NTT, Jumat (5/5/2023), Bupati Manggarai Barat Edistasius Endi menyebutkan sistem digitalisasi pembelian tiket akan mewujudkan tranparansi data kunjungan ke Taman Nasional Komodo, yang tentu berimbas pula pada pemasukan khas daerah, provinsi maupun pusat.
“Tujuannya supaya ada yang namanya transparansi. Ada kesamaan data baik Balai Taman Nasional Komodo, provinsi, maupun kabupaten,” ujar Edistasius Endi.
BTNK sendiri disebutkan telah memiliki sistem registrasi online bernama Si Ora. Aplikasi ini direncanakan akan diuji coba sebelum berlangsungnya KTT Asean ke 42 beberapa waktu lalu. Kepala BTNK Hendrikus Rani Siga berharap aplikasi Si Ora segera diterapkan tidak lama setelah dilakukannya uji coba tersebut.
Hendrikus menyebut hadirnya Aplikasi Si Ora diharapkan mampu mewujudkan manajemen pengelolaan Taman Nasional Komodo yang efektif mulai dari sistem pengelolaan kawasan, zonasi hingga reservasi tiket online. (334)