SEMARAPURA | patrolipost.com – Bertepatan dengan rahina Purnama sasih ketiga Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta menghadiri peletakan batu pertama tanda dimulainya Pembangunan Sistem Penyediaan Air Embung Tukad Unda di kawasan Desa Gunaksa dan Desa Tangkas Kabupaten Klungkung, Kamis (31/8).
Acara peletakan batu pertama dipimpin langsung Gubernur Bali, I Wayan Koster. Turut hadir, Ketua DPRD Kabupaten Klungkung, Anak Agung Gde Anom, Kapolres Klungkung, Dandim 1610/Klungkung serta undangan terkait lainnya.
Pemerintah Provinsi Bali memulai pembangunan embung di kawasan PKB (Pusat Kebudayaan Bali) di Eks Galian C, Desa Gunaksa, Klungkung, Kamis (31/8/2023). Nantinya Embung ini akan menampung air dengan kapastias mencapai 1000 liter per detik. Selain untuk kebutuhan PKB, air dari embung ini akan dimanfaatkan untuk suplai kebutuhan air bersih di Wilayah Klungkung dan sekitarnya.
“Pembangunan pertama akan dianggarkan Rp60 miliar, nanti tahap kedua sekitar Rp80 miliar. Jadi pembangunan embung ini akan menghabiskan anggaran sekitar Rp140 miliar,” ujar Wayan Koster, Kamis (31/8/2023).
Pembangunan embung Sungai Unda ini dilakukan langsung Kementerian Pekerjaan Umum, melalui Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida. Embung ini dibangun di lahan sekitar 6 hektar, dengan daya tampung air sekitar 143 meter kubik. Sementara kapasitas air dari embung ini, diperkirakan mencapai 1000 liter per detik.
“Embung ini dibangun untuk memenuhi kebutuhan air bersih di kawasan Pusat Kebudayaan Bali. Nanti diperkirakan kebutuhan air di PKB sekitar 50 liter per detik, jadi sisanya tentu masih banyak untuk kebutuhan lainnya,” jelas Koster.
Nantinya, sisa dari kapasitas air di embung ini akan dimaksimalkan kebutuhan air bersih di wilayah Klungkung dan sekitarnya.
“Nanti bisa juga air bersih dari embung ini dimanfaatkan untuk irigasi, atau kebutuhan air bersih lainnya di Klungkung, Gianyar, ataupun Denpasar,” jelas Koster.
Ia juga mewanti-wanti rekanan untuk bekerja sungguh-sungguh dan tidak main-main dengan proyek tersebut. Sehingga nantinya embung itu dapat bermanfaat bagi masyarakat luas. Terlebih lokasi embung tersebut selama dianggap tenget (sakral) oleh masyarakat sekitar.
Ia juga mengingatkan dampak secara niskala (magis), jika rekanan tidak serius atau bahkan melakukan penyimpangan dalam mengerjakan proyek fisik tersebut.
“Jangan main-main di kawasan ini. Ini dulunya lahan kosong bekas aliran lahar letusan Gunung Agung tahun 1963 silam. Tempat ini tenget, kalau tidak bekerja dengan baik, bisa sengkala (celaka). Harus tulus bekerja demi warga di sini. Kalau saya temukan ada pelanggaran, akan saya blacklist,” kata Koster memperingatkan rekanan agar bekerja dengan sungguh-sungguh.
Pembangunan embung ini dilaksanakan secara multiyear (berkesinambungan), yang dibangun dari 23 Juli 2023 sampai 29 Juni 2024. Dengan dua tahap pembangunan, pertama pembangunan embung dan tahap dua instalasi perpipaan.
Sementara itu Bupati Klungkung Nyoman Suwirta menambahkan bahwa pembangunan
Embung ini nantinya akan menampung aliran air yang berada di hilir Sungai Unda, atau 500 meter dari titik kawasan inti Pusat Kebudayaan Bali. Sehingga tidak mengganggu aliran irigasi.
Peletakan batu pertama pembanguan embung ini dilaksanakan dengan tujuan untuk menambah layanan air bersih di Kabupaten Klungkung, Gianyar dan sebagai sumber air di Kawasan Pusat Kebudayaan Bali (PKB).
“Mudah-mudahan pembangunannya berjalan lancar sehingga memberikan dampak positif bagi masyarakat,” harap Bupati Suwirta. (855)