DENPASAR | patrolipost.com – Penataan Kawasan Suci Pura Agung Besakih sudah hampir selesai. Fasilitas yang ada, menurut Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati, telah berfungsi dengan baik.
Sejumlah fasilitas yang masih dikerjakan yakni, Pergola, Taman Padma Bhuana dan beberapa titik relief di area Bencingah.
“Beberapa titik yang dihiasi relief masih harus mengejar target agar selesai tepat waktu. Saya harap bisa dipantau terus,” kata Cok Ace di Karangasem, Jumat (13/1/2023).
Cok Ace juga mengingatkan, agar pembangunan yang masih berjalan dapat selesai tepat waktu dan sesuai kualitas yang ada.
Pimpinan Proyek (Pimpro) Penataan Kawasan Pura Agung Besakih Fajar Titiono mengatakan, pekerjaan akan tuntas akhir Januari atau paling lambat awal Februari 2023.
“Penataan diharapkan akan mengatasi persoalan saat upacara peribadatan atau pada masa puncak kedatangan wisatawan,” kata Fajar.
Penataan Pura Agung Besakih meliputi, gedung parkir yang dibangun bertingkat ke bawah terdiri dari 4 lantai, gedung parkir yang akan menampung 3.288 unit sepeda motor dan 5.738 mobil serta 187 unit bus ukuran sedang.
Fasilitas penunjang disebutkan berupa kios-kios, fasilitas ganti pakaian, dining area atau wantilan, sekolah dasar, kantor desa, puskesmas, bangunan UMKM serta 80 unit toilet di gedung parkir ditambah 26 toilet di kawasan kios.
“Proses ini juga untuk melancarkan sirkulasi kendaraan dan kepadatan dan menambah kenyamanan pada pemedek untuk melaksanakan peribadatan,” jelasnya.
Selain itu, ada juga pembangunan ruang audio visual untuk memutar sejarah kawasan Besakih yang menampung 115 orang.
PKB Tahap Pembangunan Fisik
Usai meninjau Kawasan Pura Agung Besakih, Wagub Cok Ace juga melihat langsung Pembangunan Kawasan Pusat Kebudayaan Bali (PKB) di kawasan Gunaksa, Klungkung.
Pembangunan kawasan yang akan dijadikan sentra baru seni dan budaya Bali tersebut, saat ini terus berlangsung dengan proses pembebasan dan pematangan lahan. Pembangunan pusat kebudayaan itu menelan anggaran Rp 1,5 triliun. Progres selanjutnya adalah pembangunan fisik pada zona inti dengan anggaran sekitar Rp 1 triliun, mulai tahun 2023.
Pusat Kebudayaan Bali itu terdiri dari 3 zona yakni, zona inti, zona penunjang dan zona penyangga. Pada zona inti dibangun 15 fasilitas seni tradisi dan seni moderen. Kemudian, 12 museum tematik, auditorium Bung Karno, sesa difabel, Bali International Convention Center, Bali exhibition center, pusat promosi ekspor, fasilitas pariwisata, pelabuhan marina, dan taman rekreasi ekologis.
Selain itu, PKB juga dilengkapi dengan panggung terbuka utama berkapasitas 15.000 orang, panggung terbuka madya berkapasitas 4.000 orang dan panggung terbuka lain berkapasitas 3.000-3.500 orang, dan 12 museum tematik juga akan dibangun di zona inti.
Di zona penunjang ada areal untuk hotel, apartemen, dan fasilitas usaha pariwisata. Sedangkan zona penyangga memiliki hutan dan taman ekologis tematik seluas kurang lebih 70-90 hektar. (pp03)