BORONG | patrolipost.com – Acara pernikahan adat Manggarai memiliki beberapa tahap yang harus dilalui. Diantaranya ‘pecing cama tu’a, ba cepa dan nempung. ‘Ba cepa’ dan ‘nempung’ merupakan 2 acara yang bisa dilaksanakan pada kesempatan yang sama, namun terlaksana jika jumlah seserahan dianggap memadai, bisa juga dilaksanakan terpisah jika seserahan tidak cukup.
Seorang tokoh adat di Manggarai Timur yang akrab disapa Lopo Nadus kepada patrolipost.com, Kamis (21/9/2023) mengemukakan satu sesi yang menarik pada acara ‘Nempung’ adalah hadirnya beberapa pengantin bayangan.
“Kehadiran pengantin bayangan bertujuan untuk menguji Si Pria, apakah dia mengenal pasangannya dengan baik atau tidak. Selain itu, hadirnya pengantin bayangan juga mengisyaratkan cobaan, apakah Si Pria berteguh hati untuk tetap memilih pasangan yang hidup bersamanya atau tergiur dengan pengantin bayangan,” ungkap Lopo Nadus.
Menurutnya, pengantin bayangan dipilih dari keluarga perempuan, biasanya dipilih tiga atau empat yang mempunyai paras cantik.
“Sebelum acara puncak, pengantin bayangan dihadirkan satu per satu. Lalu jubir bertanya kepada pengantin pria, apakah yang datang itu istrinya atau bukan. Jika bukan, pengantin bayangan akan disuruh kembali dan diberikan sejumlah uang,” ungkapnya.
Hal itu, kata Lopo Nadus berlangsung sampai beberapa kali, keluarga perempuan hadirkan beberapa pengantin bayangan sebelum menghadirkan pengantin perempuan yang sebenarnya.
“Setelah pengantin perempuan yang sebenarnya dihadirkan, maka acara puncak Nempung pun dilaksanakan,” ungkapnya.
Saat kehadiran pengantin bayangan, kadang ada candaan untuk mengabaikan pengantin sebenarnya, jika perempuan yang jadi pengantin bayangan lebih cantik dari pengantin perempuan yang sebenarnya.
Di sisi lain, tujuan dari kehadiran pengantin bayangan adalah agar adik-adik dari pengantin perempuan kebagian jatah uang yang diberikan pihak pengantin pria. (pp04)