SINGARAJA | patrolipost.com – Setelah cukup lama risih disebut kampung kumuh, Desa Pengastulan, Kecamatan Seririt terus berbenah. Bersama Karang Taruna Puspita Samudra, sejumlah ibu-ibu yang tergabung dalam Komunitas Perempuan Peduli Lingkungan (KPPL) melakukan sejumlah inovasi mengikis imej kampung kotor.
Diantaranya dengan rutin menggelar gotong-royong membersihkan sampah di pesisir pantai hingga muara sungai/tukad Saba, bank sampah hingga edukasi pengelolaan sampah. Seperti Minggu (16/2) bekerja sama dengan Wayan Ariawan dari Sidetapa English Corner, KPPL menggelar acara pengenalan bahasa Inggris kepada sejumlah siswa SD.
Menariknya, acara tersebut digelar di pinggir Tukad Saba desa tersebut. Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LH) Buleleng Ariadi Pribadi ikut hadir dalam acara English Corner itu untuk memberikan support.
Ketua KPPL Pengastulan, Hilda Inayah mengatakan, sudah saatnya semua pihak peduli terhadap keberadaan sampah terutama sampah plastik yang kian memprihatinkan. Terlebih di Desa Pengatulan, merupakan muara Tukad Saba hampir tidak berhenti mendapat sampah kiriman dari warga yang tinggal di sepanjang daerah aliras sungai (DAS), termasuk sampah warga sendiri. Belum lagi sampah yang datang dari arah laut Utara. Hal itu membuat Desa Pengastulan cukup lama disebut kampung kumuh karena kotor oleh sampah.
“Risih oleh sebutan kampung kumuh, kesadaran itu muncul bersamaan dengan masifnya kampanye pengurangan penggunaan kantong plastik oleh Pemprov Bali. Dan kami bersyukur hingga saat in terus berproses melawan sampah dengan menggandeng semua pihak termasuk Kepala Dinas LH Buleleng bersama E-Darling nya,” terang Hilda didampingi Sekretaris KPPL, Nunuk Ikhtiyarini.
Untuk terus membangun kesadaran pentingnya merawat lingkungan, Hilda mengaku melakukan edukasi kepada warga dengan rutin mengelar gotong-royong membersihkan pantai dengan melibatkan seluruh komponen warga, membuat bank sampah dan mendidik generasi muda terutama siswa SD untuk mengelola sampah dengan memilah sampah organik dan non organik.
“Melalui sekolah terutama siswa Madrasah Ibtidaiyah Alhuda, siswa diharuskan untuk membawa sampah plastik ke sekolah. Termasuk bekerja sama dengan Sidatapa English Corner melalui Wayan Ariawan melakukan pembelajaran Bahasa Inggris untuk anak-anak dengan membawa sampah plastik sebagai syaratnya,” imbuhnya.
Ia berharap, kampanye penanganan sampah itu membawa perubahan buat Desa Pengastulan, terlebih mendapat dukungan dari warga dan dari aparat desa.
”Kepada Kadis LH, kami berterima kasih sudah di-support banyak dan berharap support yang sama diberikan oleh aparatur desa serta warga lainnya,” ucapnya.
Sementara Kadis LH Putu Ariadi Pribadi memberikan apresiasi atas usaha dari KPPL Pengastulan, atas usaha tiada hentinya membangun kesadaran soal sampah di Desa Pengastulan. Melalui kegiatan Pengastulan English Corner, Ariadi mengajak semua pihak untuk lebih peduli terhadap persoalan sampah di sekitarnya. Atas penyelengaran English Corner di pinggir Tukad Saba, mantan Camat Gerokgak ini meminta agar muara Tukad Saba ditata agar lebih indah dan dapat menjadi kawasan wisata.
”Ke depan kita jadikan kawasan muara Tukad Saba ini kawasan wisata sehingga dapat memberikan keuntungan bagi lingkungan sekitar,” ucapnya.
Sedangkan, Wayan Ariawan mengaku melebarkan sayap ke Desa Pengastulan dalam rangka English Corner karena dalam program tersebut selain mengajarkan Bahasa Inggris ada juga edukasi soal lingkungan terutama sampah plastik.
”Pengastulan memiliki pantai sangat indah dan ujung Tukad Saba ada di sini. Melalui English Corner kita edukasi anak-anak agar lebih peduli lingkungan terutama cara memilah sampah. Nantinya, tidak ada lagi sampah yang dibuang sembarangan karena semua terpola dengan benar,” ujarnya. (625)