PADANG | patrolipost.com – Para pengungsi korban gempa di Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat, mulai terserang berbagai penyakit. Kondisi pengungsian dan cuaca yang tidak menentu membuat mereka rentan terserang penyakit.
Pantauan di lapangan, Senin (28/2/2022), banyak pengungsi yang mendatangi posko kesehatan. Mereka memeriksakan diri sekaligus minta obat karena mulai merasakan sakit.
Salah satu pengungsi yang mulai merasakan sakit adalah Fitri Silsina. Ia membawa anaknya mendapat pengobatan dan pemeriksaan darurat yang disediakan oleh tim Dokkes Polda Sumbar.
Anak fitri yang baru berusia dua tahun mengalami demam dan batuk pilek. “Demam dan batuk sejak tadi malam,” kata Fitri kepada di lokasi pengungsian di halaman Kantor Bupati Pasaman Barat, Senin (28/2/2022).
Fitri mengaku harus tinggal di pengungsian karena tempat tinggalnya sudah tidak bisa digunakan lagi. Namun, kondisi di pengungsian membuat anak seusia putrinya rentan terhadap penyakit.
Fitri bersama suami dan dua anaknya merupakan bagian dari 2.000-an korban gempa bumi di Kabupaten Pasaman Barat yang kini menghuni tenda pengungsian utama korban gempa di halaman kantor bupati dan rumah dinas bupati. Selain di tempat pengungsian utama ini, ada 35 titik pengungsian lainnya yang dihuni para korban.
Kondisi cuaca yang sering hujan di malam hari membuat para pengungsi rentan terkena penyakit. Penyakit umum yang sekarang menyerang adalah batuk, pilek, demam, dan hipertensi.
Pihak dinas kesehatan setempat mengaku sudah menyiapkan banyak titik pengobatan untuk masyarakat yang mengungsi, dengan dibantu berbagai pihak, termasuk tim Dokkes Polda, TNI, dan relawan lainnya.
“Di titik-titik pengungsian sudah kita siapkan juga. Saat ini, kebutuhan yang cukup mendesak adalah obat-obatan untuk anak-anak. Untuk kebutuhan sekarang kita terkendala dengan obat batuk. Kalau yang lain terpenuhi,” kata Gina Alecia, Kabid P2P Dinkes Pasaman Barat.
Gina menyebut, dalam pemeriksaan, penyakit yang diderita pengungsi umumnya adalah demam, batuk pilek, pusing sakit kepala, diare.
Data sementara, dampak gempa bumi di Pasaman Barat menyebabkan 6 orang meninggal, luka berat dan ringan 64 orang, rusak berat dan ringan sementara ini tercatat lebih dari 600 rumah, dan memaksa 12.400 jiwa mengungsi. (305/dtc)