Pengungsi Sental Kangin Nusa Penida Tolak Draf Solusi Pemkab Klungkung

bupati satria s111111
Bupati Klungkung, I Made Satria saat berikan keterangan pers. (ist)

SEMARAPURA | patrolipost.com – Bupati Klungkung, I Made Satria mengadakan pertemuan dengan pengungsi di SKB Banjarangkan. Dalam pertemuan itu pengungsi menolak draf pernyataan yang diberikan Pemkab Klungkung, Minggu (6/4).

Draf pernyataan itu keluar karena sebagian besar pengungsi ingin pindah ke Denpasar terutama mereka yang mengajak orang tua, karena alasan tidak betah tinggal di SKB.

Bupati Satria bersama sejumlah stafnya akhirnya turun bertemu dengan pengungsi. Karena pihak pengungsi menyatakan ingin pindah ke Denpasar, Bupati Satria menyarankan ada surat pernyataan dari pihak pengungsi agar Pemkab tidak disalahkan.

Draf pernyataan yang difasilitasi oleh pemkab itu berisi 5 point diantaranya, pengungsi dan keluarga meninggalkan Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Banjarangkan mulai Minggu 6 April 2025 atas permintaan atau keinginan sendiri.

Point dua, untuk sementara waktu pengungsi bersedia dan sanggup tidak kembali ke rumah yang berlokasi di Banjar Sental Kangin, Desa Ped, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, kecuali keadaan yang mendesak dengan pengawalan dari aparat keamanan dan diketahui Desa Adat Ped.

Point kedua itulah yang sementara belum diterima pihak pengungsi karena versi pengungsi tidak ada kepastian kapan mereka boleh pulang ke kampung halaman.

Dimana semua para pengungsi asal Desa Ped, Nusa Penida, masih bertahan di lokasi pengungsian sementara di Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Kecamatan Banjarangkan. Mereka mengungsi akibat konflik adat yang belum juga menemukan titik penyelesaian.

Awalnya, jumlah pengungsi mencapai 28 orang, namun tiga di antaranya telah kembali ke perkuliahan. Sementara sisanya masih menunggu kejelasan kapan mereka bisa kembali ke kampung halaman mereka di Nusa Penida.

“Kami hanya bisa menunggu. Anak-anak sudah harus kembali sekolah, kami juga ingin kembali menjalani kehidupan seperti biasa,” ujar salah satu pengungsi di SKB.

Beberapa pengungsi seperti Wayan Widi, dikonfirmasi Senin (7/4) soal pertemuan dengan Bupati I Made Satria, membenarkan ada pertemuan tersebut. Keduanya pun menyatakan ada point dalam draf pernyataan itu yang belum ada titik temu.

“Kami kan perlu ada kepastian, kapan kami bisa pulang ke rumah sendiri, rumah yang kami bangun di atas tanah milik sendiri. Ini yang akan kami bicarakan lagi dengan Pak Bupati,” tandas Wayan Widi.

Sementara Bupati I Made Satria menyatakan, solusi masih dalam proses. Bupati Made Satria berjanji segera mungkin akan menyelesaikan persoalan tersebut. Terlebih ada anak-anak yang ikut mengungsi dalam waktu dekat sudah harus mulai sekolah.

Bupati Klungkung I Made Satria menambahkan bahwa pemerintah daerah terus berupaya mencari jalan damai dalam menyelesaikan konflik di Banjar Sental Kangin. Ia menekankan bahwa langkah evakuasi merupakan bagian dari upaya menjaga keselamatan warga.

“Keselamatan warga adalah prioritas utama. Pemkab hadir untuk melindungi seluruh masyarakat Klungkung tanpa memihak. Karena itu, sementara waktu warga ditempatkan di SKB hingga situasi di lapangan benar-benar aman,” jelasnya.

Ia juga menambahkan bahwa pemerintah tidak sedang mencari siapa yang salah atau benar, melainkan fokus pada penyelesaian yang damai dan berkeadilan. Pemerintah daerah kini tengah menyiapkan draf pernyataan yang berisi poin-poin penting untuk meredam ketegangan antarwarga.

“Pernyataan ini akan diberlakukan untuk kedua pihak, baik warga yang masih di Banjar Sental Kangin maupun yang terkena sanksi adat. Tujuannya agar situasi kembali kondusif,” tambahnya.

Disinggung soal ada point dalam draf pernyataan yang belum bisa diterima pihak pengungsi, lagi-lagi Bupati yang juga asal Banjar Sental Kangin ini menyatakan sedang lama berproses.

“Terkait dengan point-point itu akan kita lakukan untuk kedua belah pihak, tidak saja warga yang di SKB (pengungsi) juga di Nusa Penida. Sehingga sama-sama menjaga kondusifitas. Bisa menjaga ketentraman, keamanan. Tidak lagi mikir masalah itu, sehingga kita tidak bisa fokus bekerja,” tegas Bupati Satria. (855)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *