SEMARAPURA | patrolipost.com – Mahalnya harga kedelai, membuat pengusaha tahu dan tempe di Desa Sulang, Klungkung kelimpungan untuk melanjutkan usahanya di tengah pandemi Covid-19. Berbagai upaya mereka lakukan untuk memperlancar usaha rumahan agar bisa terus berproduksi. Salah satunya dengan memperkecil ukuran tahu dan tempe produksi mereka.
Pengusaha tempe dan tahu asal Desa Sulang, Klungkung, Putu Sudana saat ditemui di rumahnya, Senin(4/1) mengatakan, bahan baku tahu dan tempe, kedelai saat ini mengalami kenaikan sejak sebulan terakhir. Malahan kini harganya naik drastis dari Rp7.000 per-kilogram, menjadi Rp9.200 per-kilogram. Karena situasi ini malahan ada pelaku usaha tahu dan tempe terpaksa merumahkan karyawannya karena biaya produksi dan biaya jual tidak memadai lagi.
“Karena harga bahan baku sangat tinggi, saya tidak hanya kurangi produksi, tapi juga mengalami kerugian,” ujar Putu Sudana.
Ditambahkannya dengan situasi saat ini, jika semakin banyak memproduksi tahu dan tempe, malah mengakibatkan semakin besar pula kerugiannya. Dengan terpaksa dirinya berusaha meminimalkan pengeluaran, dan mengurangi karyawan.
“Kami sampaikan tentang pengurangan karyawan, nanti jika sudah normal, baru bekerja lagi seperti biasa,” ungkap Putu Sudana. (855)