Perang Palestina Berpotensi Buruk Bagi Ekonomi Israel, Jika Hal Ini Terjadi

palestina 1aaaxxxx
Warga Palestina mencari korban di lokasi serangan Israel terhadap kamp pengungsi Jabalia di Jalur Gaza utara, Selasa (31/11/2013). (ist/rts)

GAZA | patrolipost.com – Konflik antara Israel dan Palestina belakangan semakin ramai diperbincangkan oleh masyarakat hampir di seluruh dunia. Pasalnya, serangan bertubi-tubi yang diluncurkan oleh Israel untuk menyerang wilayah teritorial Palestina berhasil melumpuhkan hampir segala aspek kehidupan warga dan negara Palestina.

Sebanyak kurang lebih tujuh ribu warga sipil Palestina telah menjadi korban keganasan Israel. Selain itu, negara Palestina juga mengalami kerusakan infrastruktur yang begitu parah.

Masyarakat semakin geram ketika Israel menutup segala akses jalur menuju Gaza, sehingga negara lain tak dapat mengirim bantuan logistik dan lainnya.

Di tengah kejayaan Israel dalam menguasai peperangan, hal ini justru memunculkan semakin banyak dukungan dan empati masyarakat dari seluruh dunia terhadap Palestina. Beberapa gerakan dukungan sedang digencarkan, salah satunya tujuannya untuk menjatuhkan aspek ekonomi Israel.

Hal ini tentu bertujuan agar Israel tidak mempunyai dana yang cukup lagi untuk melakukan perang terhadap Palestina.

Bisa dibilang, jika ekonomi Israel bangkrut, maka dapat dipastikan perang akan berakhir. Namun, gagasan tersebut bukanlah hal yang mudah untuk dilancarkan.

Mengutip dari akun Twitter @Greschinov, ia mengungkapkan “Gue mikirin gimana caranya buat Israel bangkrut, ekonominya jatuh dan ngga punya dana untuk menjajah Palestina kembali. Ternyata ini bisa dilakukan, asal syarat-syarat berikut harus terpenuhi.”

Gerakan ini harus dilakukan secara kolektif dalam tataran kebijakan internasional. Pemboikotan produk Israel tidak ada berdampak apapun jika hanya dilakukan oleh seorang diri, tapi sangat berpengaruh jika adanya komitmen dari banyak negara.

Erlangga Greschi juga mengungkapkan bahwa, negara yang paling efektif untuk melakukan embargo terhadap Israel yakni Palestina sendiri dan Turki.

Jika Palestina dan Turki mampu melakukan hal itu maka volume ekspor Israel bisa jatuh hingga 10 persen.

Itu baru dua negara, jika semua negara berkomitmen yang melakukan embargo terhadap produk Israel, maka volume ekspor Israel bisa lebih jatuh lagi.

Namun hal ini juga harus tetap dipikirkan mengingat ketergantungan banyak negara terhadap produk Israel. Selain itu, jangan sampai negara yang melakukan embargo malah lebih dirugikan daripada negara yang di embargo.

Pemilik akun Twitter @Greschinov juga menambahkan bahwa, 20 persen produk ekspor Israel adalah intan (diamond). Jika banyak negara yang melakukan boikot produk intan dari Israel, itu akan jauh lebih efektif dalam menjatuhkan ekonomi Israel.

“Israel juga melakukan impor dari 3 negara muslim: Turki, Azerbaizan, dan Mesir. Jika tiga negara ini sepakat tidak menjual produk ke Israel, itu bisa menyusutkan impor Israel sampai 9 persen. Alhasil harga-harga barang di Israel bisa jadi meroket karena kelangkaan pasokan,” lanjut lelaki pendiri komunitas Faktabahasa itu. (305/jpc)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.