SEMARAPURA | patrolipost.com – Sempat menjadi zone merah lalu berubah menjadi zone orange dan seterusnya perkembangan jumlah pasien Covid-19 di RSUD Klungkung, menunjukkan naik turun secara fluktuaktif.
Baru-baru ini dinyatakan turun namun kembali melejit pasien yang dirawat. Hal itu terjadi usai perayaan Hari Raya Galungan. Keadaan ini tentu sangat berpengaruh kepada masyarakat.
Direktur RSUD Klungkung dr Nyoman Kesuma, saat dihubungi Selasa (22/9), mengatakan hingga saat ini dari 68 orang pasien, sebanyak 29 orang di antaranya suspek dan sisanya 39 orang dilaporkan terkonfirmasi positif Covid-19.
Kesuma mengakui penambahan pasien ini kembali terjadi pada pasien suspek, pasca Hari Raya Galungan. Diduga penularan kembali terjadi, karena terjadinya kontak dalam satu keluarga, ketika salah satunya sudah terpapar, lantaran tidak disiplin mengikuti himbauan pemerintah .
Bagi penderita yang terpapar kebanyakan sulit bertahan sehingga harus segera dilarikan ke rumah sakit, itu menyerang para lansia. Sejauh ini seluruh pasien dapat tertangani dengan baik. Jumlah tersebut masih di bawah dari jumlah kapasitas ruang isolasi sebanyak 76 bed. Keberadaan ruang isolasi VIP kini juga dimanfaatkan untuk pasien Covid 19, khususnya untuk para pejabat yang terkonfirmasi positif.
“Kita sudah terus mengedukasi masyarakat tanpa henti-hentinya dan selalu mengingatkan, agar mematuhi prokes dengan disiplin. Sehingga mencegah penularan semakin meluas di Klungkung,” ujar dr Nyoman Kesuma.
Dengan situasi tersebut dr Nyoman Kesuma sangat sependapat dengan wacana yang beredar agar pemerintah Kabupaten Klungkung ( RSUD Klungkung ) menyediakan alat uji hasil swab sendiri atau dikenal dengan Real-Time Reverse-Transcriptase Polymerase Chain Reaction (RT-PCR). Hal itu bisa mempercepat proses pemeriksaan hasil swab, agar hasil labnya lebih cepat diketahui penderita.
Dengan adanya alat itu, ketika pasien masuk, kemudian dilakukan swab dalam satu 1×24 jam hasil swab nya sudah dapat diketahui, sehingga pasien bisa dipindahkan keruang isolasi secara cepat.
Namun diakui Nyoman Kesuma alat RT-PCR tergolomg mahal harganya mencapai Rp2,9 miliar.
“Jika alat itu ada akan sangat membantu mempercepat proses pemeriksaan bagi pasien susfect apa terpapar Covid-19 atau tidak.
Lebih jauh dipaparkan dr Nyoman Kesuma untuk perawatan data pasien per-tanggal 22 September 2020, di mana jumlah ruang isolasi 76 dan ruang ICU ada 6 (sedang renovasi 8 ). Sedangkan pasien suspect sedang ada 19 orang dan suspect berat ada 8 orang. Dari jumlah tersebut yang konfirmasi Sedang 27 orang dan konfirmasi berat sebanyak 14 orang.
“Total pasien yang dirawat sampai Selasa (22/9) ada 68 orang, dari jumlah tersebut pasien yang suspek sebanyak 27 orang dan yang terconfirmasi positif Covid-19 sebanyak 41 orang,” ujar Nyoman Kesuma, seraya berharap agar masyarakat bisa mentaati protokol kesehatan untuk meminimalisir sebaran penyakit ini. (855)