GIANYAR | patrolipost.com – Penjabat Bupati Gianyar diwakili Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gianyar I Ketut Mudana membuka Bulan Bahasa Bali di Kabupaten Gianyar, Selasa (6/2) di Balai Budaya Gianyar. Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Gianyar Cokorda Gede Bagus Lesmana Trisnu mengatakan bahwa tema bulan Bahasa Bali kali ini adalah “Jana Kerthi Dharma Sadhu Nuraga”.
“Jana Kerthi Dharma Sadu Nuraga artinya pemuliaan bahasa, aksara, dan sastra Bali, sebagai sumber kebenaran, kebijaksanaan, dan cinta kasih, untuk memperkuat jati diri masyarakat Bali,” jelas Cok Trisnu.
Bulan Bahasa Bali di Kabupaten Gianyar dilaksanakan dengan berbagai lomba seperti Nyurat Aksara Bali tingkat SD, lomba menulis Lontar tingkat SMP, lomba debat berbahasa Bali yang diikuti oleh siswa SMA/SMK, membaca lontar yang diikuti oleh masyarakat yang berumur 19 hingga 23 tahun, masatua Bali krama istri yang diikuti oleh paiketan krama istri atau Pakis, dan lomba pidato prajuru yang diikuti oleh prajuru adat. Dimana para pesertanya merupakan perwakilan dari masing-masing kecamatan yang ada di Kabupaten Gianyar.
Cok Trisnu juga menekankan bahwa siapapun yang keluar sebagai juara akan menjadi Duta Gianyar dalam event yang lebih tinggi. “Siapapun yang nantinya menjadi juara dalam lomba ini akan menjadi Duta Kabupaten Gianyar dalam lomba Bulan Bahasa Bali di Tingkat Provinsi Bali,” pungkasnya.
Sementara itu, Asisten Pemerintahan dan Kesra kabupaten Gianyar I Ketut Mudana menjelaskan bahwa Bulan Bahasa Bali telah dilaksanakan sejak tahun 2019 sebagai salah satu usaha pemerintah dalam mempertahankan Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali. “Bulan Bahasa Bali merupakan bentuk perhatian pemerintah dalam upaya mempertahankan Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali,” jelasnya.
Mudana juga berharap dengan Bulan Bahasa Bali ini mampu membangkitkan dan membangunkan keinginan untuk mempertahankan bahasa dan sastra Bali serta mempersatukan keinginan anak-anak dalam mempertahankan aksara dan sastra Bali.
“Bahasa Bali harus digunakan dalam kehidupan sehari-hari di rumah tangga. Terutama masyarakat Bali harus menggunakan bahasa Bali di rumah begitu pula dalam pelaksanaan adat dan agama,” harapnya.
“Jangan malu menggunakan Bahasa Bali di tengah gempuran bahasa global seperti Bahasa Inggris Perancis atau Jepang. Menjadi masyarakat Bali jangan sampai lupa untuk berbahasa Bali,” pungkas Mudana. (kominfo)