Pertumbuhan Ekonomi Manggarai Barat Meningkat dalam 5 Tahun Terakhir

labuan bajo
Sektor Pariwisata menjadi harapan baru penggerak roda ekonomi di Kabupaten Manggarai Barat. (ist)

LABUAN BAJO | patrolipost.com – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat ekonomi di Kabupaten Manggarai Barat mengalami peningkatan. Tahun 2023, tingkat perekonomian di Kabupaten Manggarai Barat tumbuh sebesar 4,77 persen dan merupakan yang tertinggi di NTT.

Angka ini mengalami peningkatan jika dibandingkan laju pertumbuhan ekonomi di tahun 2022 sebesar 4,12 persen dan di tahun 2021 sebesar 1,29 persen dan tahun 2020 sebesar 0,90 persen.

Adapun 3 lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah lapangan usaha penyediaan Akomodasi dan Makan Minum (33,54 persen), Transportasi dan Pergudangan 14,50 persen dan industri pengolahan 12,54 persen.

Dari sisi pengeluaran 3 komponen yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah komponen ekspor barang dan jasa sebesar 32,71 persen, PMTB atau Pembentukan Modal Tetap Bruto sebesar 7,73 persen dan Konsumsi LNPRT (Lembaga Non Profit yang melayani rumah Tangga) sebesar 7,63 persen. Sedangkan Pertumbuhan ekonomi semester 1 tahun 2024 turut dipengaruhi oleh peningkatan jumlah kunjungan wisatawan.

PMTB mencakup bangunan tempat tinggal dan bukan tempat tinggal, jalan, bandara serta mesin dan peralatan. Sedangkan LNPRT mencakup Organisasi Sosial, LSM, organisasi bantuan kemanusiaan, lembaga keagamaan.

Besaran Produk Domestik Regional Bruto atau PDRB Kabupaten Manggarai Barat pada tahun 2023 atas harga berlaku mencapai 4,25 triliun rupiah. Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan (tahun 2010) mencapai Rp 2,50 triliun.

Struktur PDRB Kabupaten Manggarai Barat masih didominasi oleh lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 39,31 persen. Sedangkan dari sisi pengeluaran didominasi oleh komponen konsumsi rumah tangga sebesar 85,35 persen.

PDRB perkapita dasar harga berlaku di Kabupaten Manggarai Barat tahun 2023 mencapai 15,71 juta, lebih tinggi jika dibandingkan pada tahun 2022 sebesar 14,62 juta. Sementara PDRB per kapita (pendapat rata – rata setiap orang dalam tahun berjalan) tahun 2021 adalah 13.914 ribu rupiah, di tahun 2022 sebesar 14.728 ribu rupiah dan di tahun 2023 sebesar 15.705 ribu rupiah.

Pertumbuhan ekonomi ini sejalan dengan  turunnya angka kemiskinan di Kabupaten Manggarai Barat dalam 5 tahun terkahir. Pada tahun 2024, angka kemiskinan berada pada angka 16,74 persen.

Angka ini mengalami penurunan jika dibandingkan tahun – tahun sebelumnya dimana pada periode Agustus 2023 yakni sebesar 16,82 persen, periode Agustus tahun 2022 sebesar 17,15 persen, periode Agustus tahun 2021 sebesar 17,92 persen dan periode Agustus tahun 2020 sebesar 17,71 persen.

Di tahun 2024, BPS mencatat jumlah penduduk miskin di Kabupaten Manggarai Barat mencapai 50,68 ribu atau 16,74 persen dari total jumlah penduduk 276,284 ribu jiwa atau masih terdapat sekitar 2,93 persen penduduk miskin ekstrem. Namun data ini masih lebih baik jika dibandingkan dengan jumlah penduduk miskin ekstrem Provinsi NTT.

Kabupaten Manggarai Barat sendiri menempati posisi  ke – 8  di bawah Kota Kupang, Flotim, Ngada, Sikka, Nagekeo, Belu dan Malaka dengan jumlah penduduk miskin terendah dari 22 kabupaten/kota di NTT.

Jika dibandingkan dengan tahun – tahun sebelumnya, jumlah penduduk di Kabupaten Manggarai Barat mengalami laju pertumbuhan yang begitu pesat.

Mengutip data pada laman milik BPS Mabar, pada periode Agustus tahun 2023, jumlah penduduk mencapai 270,920 ribu jiwa dengan jumlah penduduk miskin sebanyak 49,95 ribu atau 16,82 persen. Di tahun 2022, jumlah penduduk mencapai 263.680 ribu jiwa dengan jumlah penduduk miskin 49.95 ribu orang atau 17,15 persen.

Sedangkan di tahun 2021, jumlah penduduk 259,560 ribu jiwa dengan penduduk miskin sebanyak 51,15 ribu jiwa atau 17,92 persen. Jumlah penduduk di tahun 2020 sebesar 280,412 ribu jiwa dengan jumlah penduduk miskin sebanyak 49,40 ribu jiwa atau 17,71 persen.

Indeks Kedalaman Kemiskinan di tahun 2024  berada pada angka 3,41, turun jika dibandingkan pada tahun 2023 sebesar 3,59, tahun 2022 sebesar 4,44, tahun 2021 sebesar 3,55 dan tahun 2020 pada angka 3,09. Indeks Kemiskinan merupakan ukuran rata – rata kesenjangan pengeluaran penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Semakin tinggi nilai indeks, semakin jauh rata rata pengeluaran penduduk dari garis kemiskinan.

Sedangkan untuk Indeks Keparahan Kemiskinan, pada tahun 2024, dari 22 kabupaten/kota di NTT, Kabupaten Manggarai Barat di urutan 12 dengan persentase sebesar 0,96, dibawah Flotim, Nagekeo, Sikka, Malaka, Kota Kupang, Alor, Belu, Ngada, Manggarai, Sumba Barat Daya dan TTU.

Di tahun 2023, angka ini berada pada 1,05, di tahun 2022 berada pada 1,36, tahun 2021 pada angka 1 dan pada 2020 pada angka 0,79. Semakin tinggi nilai indeks, semakin tinggi pula ketimpangan pengeluaran diantara penduduk miskin.

Garis kemiskinan (Rp/Kapita/Bulan) Manggarai Barat Tahun 2024 sebesar 458.834. Artinya jika dalam 1 keluarga terdapat 4 orang maka dibutuhkan sekitar 1,8 juta rupiah perbulan untuk bisa keluar dari garis kemiskinan. (334)

Pos terkait