BANGLI | patrolipost.com – Petugas dari Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKP) Bangli, dan Dinas Peternakan Provinsi Bali turun ke peternak yang memanfaatkan limbah restoran untuk pakan babinya. Ada delapan peternak yang disambangi petugas gabungan tersebut.
Kabid Peternakan Kesehatan Hewan Dinas PKP Bangli drh Sri Rahayu mengatakan menyikapi merebaknya virus flu babi Africa (African Swine Fever/ASF) tim dari Provinsi serentak turun ke kabupaten/kota se-Bali. Untuk tim yang turun di Bangli juga melibatkan Himpunan Dokter Indonesia.
Adapun tim yang turun menyambangi beberpa peternak yang memanfaatkan limbah restoran untuk pakan babinya. “Ada sembilan peternak yang disambangi petugas gabungan di Bangli,” ujar kabid asal Karangasem ini, Senin (9/12).
Selain memberikan pembinaan tim gabungan juga melakukan pemeriksaan klinis terhadap babi yang dipelihara peternak. Dari hasil pemeriksaan klinis kondisi babi masih sehat.
“Sejauh ini belum ditemukan kasus babi yang terjangkit ASF,” ungkap Sri Rahayu.
Kata Sri Rahayu, untuk masa inkubasi dari virus ASF lima sampai lima belas hari setelah babi terserang ASF. Adapun ciri klinis dari babi yang terjangkit ASF yakni demam, tidak mau berdiri, pada moncong berwarna keungunan dan biru di kuku.
“Sampai saat ini belum ditemukan vaksin untuk virus ASF, jika terserang risiko kematian babi sampai 100 persen,” ujarnya.
Sementara jika ditemukan babi yang sakit dengan ciri klinis seperti di atas, maka untuk menanggulangi penuluran babi tersebut secepatnya dipisah atau dikarantina. “Kandang juga harus segera disemprot dengan cairan desifektan,” jelasnya.
Lanjut Sri Rahayu dalam pembinaan tim menekankan pentingnya faktor kebersihan kandang dan pemberian pakan yang terjamin kualitasnya. Tim juga menganjurkan peternak yang memanfaatkan limbah hotel maupun restouran agar mengolah kembali limbah tersebut. “Kalau mau diberikan babi limbah tersebut agar dimasak kembali,” sebutnya. (750)