RUTENG | patrolipost.com – Bupati Manggarai Herybertus Geradus Laju Nabit SE MA memimpin rapat awal Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Manggarai bertempat di Ruang VIP Nuca Lale, Kantor Bupati Manggarai, Selasa (13/9/2022)
Kegiatan ini merupakan Rapat Tindak Lanjut Hasil HLM (High Level Meeting) TPID se-daratan Flores, Alor, Lembata yang dilaksanakan pada Minggu, 11 September 2022 di Kantor Bupati Sikka. Rapat awal ini dilaksanakan untuk brainstorming, dimana dalam rapat-rapat selanjutnya, pemerintah akan menyusun langkah-langkah yang dapat dibuat untuk mengendalikan inflasi.
Bupati Manggarai menyampaikan pembentukan tim ini merupakan upaya mitigasi untuk mengatasi inflasi yang saat ini terjadi di tingkat lokal, nasional, hingga internasional. Presiden Jokowi menyampaikan bahwa pada 2023 yang akan datang, bila tidak dilakukan langkah antisipasi yang baik, maka akan terjadi krisis keuangan di level masyarakat.
“Karena itu perlu langkah mitigasinya, jangan dianggap enteng, tugas kita untuk memperhatikan lagi perencanaan kita untuk tahun 2023,” ucap Bupati Hery.
Lebih lanjut Bupati Manggarai menyampaikan agar Pemerintah Kabupaten Manggarai memperhatikan, mempertimbangkan, dan menyesuaikan kembali perencanaan anggaran di tahun 2022 ini. Hal yang sama disampaikan dalam pemanfaatan dana desa.
“Mumpung masih ada ruang, dalam (RKPD) perubahan anggaran, kalau ada ruang maka kita punya anggaran kita pakai alokasi-alokasinya, harus melakukan penyesuaian mungkin lebih baik,” ucapnya.
Dirinya menambahkan berdasarkan arahan dari Kementerian Dalam Negeri, setiap pemerintah daerah harus menggunakan dua persen (2%) dari dana transfer umum Oktober sampai dengan Desember untuk penanganan inflasi.
“Anggaran dari dana transfer umum itu selama 3 bulan diperkirakan sebanyak Rp 2,8 miliar. Kalau hanya Rp 2,8 miliar tentu kita tidak bicara bansos atau BLT karena uangnya tidak banyak, tidak cukup. Nanti malah menimbulkan kekacauan. Kita realistis saja, kita tidak bisa masuk dalam kegiatan itu, kita upayakan ke kegiatan lain saja, yang menyasar dan dapat dinikmati oleh sebagian besar keluarga di Manggarai,” jelasnya.
Di lain kesempatan, Bupati Manggarai mengajak kerja kolaborasi dari berbagai pihak untuk dapat mengatasi persoalan ini secara bersama-sama.
“Saya minta kita tetap ada di sini untuk bersama-sama kita diskusikan, yang pasti bahwa kita sudah punya satu contoh kolaborasi yang baik. Kolaborasi yang baik itu dalam tahun ini dalam penanganan stunting,” imbuhnya.
Hal itu kata Bupati Hery merupakan contoh yang sangat baik. Ketika pemerintah daerah dengan semua dinas ikut di dalamnya, termasuk TNI-Polri, BUMN, BUMD, Perbankan serta kelompok pengusaha swasta yang mengerahkan kemampuan dan caranya masing-masing menangani stunting.
“Pengukuran Agustus meskipun kita tidak masuk dalam pengukuran yang tinggi, kita menurun dari 20-an % menjadi 16-an persen. Jadi turunnya ada 3,6 atau 3,7 persen. Sekitar 900-an orang,” paparnya.
Berdasarkan hasil pengamatannya dari sosialisasi stunting, ia menilai bahwa pemerintah perlu mempersiapkan komunikasi publik yang baik, yang langsung dipahami masyarakat, agar masyarakat mengerti persoalan yang akan dihadapi.
“Ketika kita bicara inflasi, orang-orang akan berpikiran apa sih itu? Tapi kalau kita omong bahwa kita punya uang tidak ada harganya nanti, maka akan lebih mengena,” tutup Bupati Hery. (pp04)