DENPASAR | patrolipost.com – Ketersediaan stok gas LPG 3kg di Provinsi Bali makin menipis. Hal ini akan memberikan dampak bagi masyarakat Bali terutama pengguna LPG 3 Kg yang berasal dari golongan tingkat bawah dan tercatat sebagai penerima LPG subsidi 3 Kg.
Kembalinya kegiatan pariwisata serta tumbuhnya UMKM di Provinsi Bali yang diprediksi akan naik 5-10% di tahun 2024, penyaluran LPG 3 Kg diperkirakan mengalami kenaikan sebesar 19% dari kuota tahun 2023.
Pj Gubernur Bali SM Mahendra Jaya mengatakan, dengan naiknya kuota itu perlu ada regulasi yang memberikan sanksi tegas bagi agen dan pangkalan yang berani bermain.
Hal itu disampaikan saat Pj Gubernur Bali menerima audensi Anggota DPR RI Komisi VI Dapil Bali Nyoman Parta dan rombongan Pertamina Bali, di Ruang Kerja Gubernur Bali, Kamis (21/9/2023).
“Sanksi pemberhentian kerjasama dengan Pertamina. Gas LPG 3 kg ini untuk masyarakat ber-KTP Bali yang berada di golongan taraf hidup tingkat bawah,” kata Mahendra Jaya.
Ia menilai, masyarakat yang membutuhkan LPG bersubsidi akan dirugikan. Terlebih lagi, banyak usaha curang dengan mengedarkan LPG oplosan.
“Bukan hanya merugikan dari volume saja melainkan juga membahayakan pembelinya karena tidak aman,” jelasnya.
Pj Gubernur Bali mengajak semua pihak terutama yang berada di golongan taraf hidup menengah ke atas untuk sadar tidak turut serta menggunakan gas LPG 3 kg.
Sales Area Manager Retail Bali Pertamina, Gusti Anggara menjelaskan, kuota dan realisasi LPG 3 Kg di Provinsi Bali tahun 2023 mengalami penurunan dari tahun 2022, dari 219.046 metrik ton menjadi 203.565 Mton.
“Kami mengasumsikan kebutuhan LPG 3 Kg di Provinsi Bali akan naik sebesar 7% dari prognosa tahun 2023 yakni, sebesar 259.358 Mton,” jelas Gusti Anggara.
Namun, ia memprediksi di Provinsi Bali akan ada kenaikan LPG 3kg sebesar 5-10% di tahun 2024.
Sementara, Anggota Komisi VI DPR RI Nyoman Parta mengatakan, ketersediaan kuota LPG 3 kg semakin menipis. Menurutnya, hal itu akan berdampak pada stok di bulan Desember.
“Kuota LPG 3 Kg diperkirakan tidak ada lantaran sudah terpakai di bulan November,” kata Nyoman Parta.
Dikhawatirkan, dampak yang dirasakan akan menimpa masyarakat menengah ke bawah yang tercatat sebagai penerima LPG subsidi 3 Kg. (pp03)