DENPASAR | patrolipost.com – Pj Gubernur Bali SM Mahendra Jaya menyampaikan kebutuhan transportasi publik di Bali sudah sangat mendesak. Hal tersebut disampaikannya saat menerima audiensi Indonesia Hotel General Manager Association (IHGMA) Bali bertempat di Ruang Rapat Adhi Sabha Kantor Gubernur Bali, Senin (25/9/2023) lalu.
“Saya lihat sudah mendesak. Bali perlu transportasi publik,” ungkap Mahendra.
Menurutnya, saat ini merupakan saat yang paling tepat untuk mengembangkan transportasi publik di Bali. Transportasi publik merupakan suatu keharusan yang perlu dilakukan untuk mengembangkan Bali sebagai destinasi pariwisata dunia.
“Kalau kita kerjakan setelah kondisi macetnya parah akan susah. Sebelum parah kita eksekusi dulu,” imbuhnya.
Hal tersebut juga telah disampaikan oleh Mahendra Jaya kepada Presiden Joko Widodo saat mendampingi kunjungan Presiden di Bali, Minggu (24/9/2023) lalu.
Ia menyampaikan bahwa di tengah keadaan pariwisata Bali yang mulai pulih dengan jumlah penumpang di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai mencapai 63 ribu setiap hari atau sekitar 1,7 juta penumpang per bulan menyebabkan akses keluar masuk bandara serta wilayah sekitarnya kerap macet, terlebih di akhir pekan.
“Saya usulkan, Pak kita kan sudah ada rencana untuk MRT. Kalau bisa Pak, itu sudah ada kepastian pembangunannya,” tuturnya mengulang apa yang disampaikan kepada Presiden Jokowi.
Terlebih menurut Mahendra kajian terhadap itu (MRT) sudah ada di Bappenas. Sementara Menteri Bappenas mengonfirmasi bahwa yang berminat membangun MRT bukan hanya Korea Selatan tapi juga Abu Dhabi.
“Tapi menurut Saya, siapa pun Dia tapi kerjakan cepat,” jelasnya.
Di sisi lain Mahendra Jaya juga meminta IHGMA Bali untuk ‘Ngrombo’ (bersama-sama-red) dengan Pemerintah Provinsi Bali untuk menyosialisasikan mengenai pungutan wisatawan asing yang akan diberlakukan tahun 2024 mendatang.
“Prioritas pertama adalah penanganan sampah dan kedua adalah pelestarian budaya. Tolong digemakan agar tidak ada resistensi,” ucapnya.
Ia meminta anggota IHGMA Bali untuk dapat menyosialisasikan dan menggaungkan hal tersebut kepada wisatawan di hotel masing-masing. Tujuannya agar wisatawan tidak salah tafsir dan mendukung kebijakan Pemerintah Provinsi Bali tersebut guna menciptakan pariwisata Bali yang berkelanjutan.
Sementara anggota IHGMA Bali menyampaikan bahwa pada umumnya wisatawan asing khususnya Wisman Eropa mendukung hal tersebut. Mereka merasa bangga karena memiliki andil dan kontribusi terhadap pelestarian budaya Bali. Asalkan peruntukannya jelas dan dilaksanakan secara transparan. (pp03)