DENPASAR | patrolipost.com – Tampil memukau di ajang Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-44, Duta Seni Kabupaten Badung persembahkan garapan instrumental gamelan klasik berupa selonding kreatif Sanggar Seni Tugek Carangsari di Kalangan Angsoka Taman Budaya Provinsi Bali, Selasa (21/6/2022). Pementasan konsep sajian selonding yang menampilkan 8 orang penabuh, 2 penari dan 2 sendon (nyanyian dalang) ini, dipersembahkan untuk menghormati maestro seniman topeng tugek Alm I Gusti Ngurah Windia.
Koodinator Alit Supariawan menjelaskan garapan ini terinspirasi dari dialog Tupeng Tugek Carangsari yang diperankan tokoh Tugek Alm Ngurah Windia. Dimana dialog yang disampaikan sering membahas tentang air.
“Garapan ini merupakan perpaduan antara energi air di bumi dengan mengalirnya energi taksu dalam pementasan topeng, laksana lakunya air itu sendiri,” terangnya.
Alit Supariawan menambahkan, sajian seni selonding kreatif ini berlangsung 45 menit, selain menabuh gamelan selonding, aktrasi garapan ini juga melantunkan tembang –tembang dengan lirik dari dialog Tugek. Sedangkan selonding yang dibawakan merupakan seperangkat gamelan yang dimiliki Puri Carangsari.
“Gamelan selonding ini dibeli sekitar tahun 1990-an, namun karena ‘pelawahnya’ sebagian sudah rusak, gamelan selonding ini diperbaiki kembali, bagi kami kesempatan menampilkan selonding kreatif menjadi motivasi tersendiri dalam upaya pengembangan seni –seni klasik, tanpa meninggalkan pakem tradisi yang sudah diwarisi,” tuturnya.
Kemudian sebagai wujud penghormatan kepada sang maestro, dalam pementasan tersebut juga dibawa tapel tugek serta foto alm I Gusti Ngurah Windia.
Pementasan ini juga memainkan bilah-bilah selonding yang khas, hasil dari ekplorasi gamelan yang masuk katagori klasik dan sakral. Namun dalam garapan kali ini, selain perangkat selonding, juga dipadukan dengan alat musik berupa gamelan reong, suling dan satu buah gong gede.
Dari ruang eksplorasi yang diberikan itulah, sehingga penata karawitan I Kadek Putra Guna Wisnawa, dan I Gusti Ngurah Alit Supariawan SSn, menghasilkan garapan utuh berjudul Manyelonding (Manyolonte di dalam Selonding). (030)