SINGARAJA | patrolipost.com – Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Buleleng menyelenggarakan Pendidikan dan Pelatihan Palang Merah Remaja (PMR) Wira Satuan Inti angkatan ke-37. PMR Wira Satuan Inti disiapkan untuk menjadi perpanjangan tangan PMI Kabupaten Buleleng dalam sosialisasi dan edukasi tentang kepalangmerahan.
Pendidikan dan Latihan PMR Wira Satuan Inti dilaksanakan selama 4 hari mulai (16/12) hingga (19/12). Diklat ini merupakan kali ke-37. Tema tahun ini adalah “Menumbuhkan Jiwa Muda Palang Merah yang Tanggap, Berkarakter, dan Profesional”.
Sekretaris PMI Kabupaten Buleleng Gede Sandiasa mengatakan itu saat membuka Pendidikan dan Latihan PMR Wira Satuan Inti 37, di Yayasan Dana Punia, Kamis (16/12).
Menurut Sandiasa, kegiatan tersebut sedianya dilakukan setiap tahun karena tujuannya yang sangat penting. Pendidikan dan Latihan PMR Wira Satuan Inti merupakan tindak lanjut dari pengkaderan berupa seleksi ribuan PMR yang telah direkrut oleh PMI.
“Diperlukan pembinaan rutin, memberikan edukasi dan sosialisasi untuk PMR yang jumlahnya ribuan,” ucapnya.
Sandiasa melanjutkan, PMR Wira Satuan Inti dipersiapkan untuk menjadi perpanjangan tangan PMI dan mampu melakukan edukasi dan sosialisasi soal kepalangmerahan kepada teman-temannya di sekolah. Termasuk juga kepada PMR Madya yang berada di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP).
“Kapasitas tenaga relawan dan staf terbatas, adik-adik ini akan menjadi perpanjangan tangan dalam melakukan sosialisasi edukasi terhadap PMR,” ungkap Sandiasa.
Kegiatan ini diikuti oleh 57 peserta yang berasal dari 25 Sekolah Menengah Atas (SMA) dan sederajat se Kabupaten Buleleng. Peserta yang ikut dalam kegiatan merupakan anggota PMR yang sudah terseleksi. “Dari sekolahnya sudah diseleksi dimana sekolah mengirim 2 sampai 3 orang, di markas kita seleksi lagi, tidak langsung kita terima,” papar Sandiasa
Pelatih yang mengisi materi pada Pendidikan dan Latihan PMR Wira Satuan Inti, adalah anggota yang tergabung dalam Tim Pembina dan Pelatih (TP2L), yang hanya dimiliki oleh Buleleng. Sandiasa optimis, walaupun diadakan dengan anggaran yang terbatas kualitas latihannya akan tetap terjaga maksimal. “Kami punya trik sendiri dengan membagi kelasnya, dengan jiwa sukarelawan, pelatihan bisa dilakukan maksimal tanpa anggaran yang banyak. Mereka sangat bisa diandalkan atas kemampuan edukasi dan sosialisasi,” jelasnya.
Ditanya mengenai keikutsertaan Satuan Inti pada tim-tim penanganan bencana, Sandiasa menjawab bahwa adik-adik PMR Wira Satuan Inti bisa dilibatkan dalam kapasitas tertentu. Karena pelakunya adalah Korps Sukarela (KSR). Sifatnya Satuan Inti adalah sukarela.
“Satuan Inti bisa ikut dalam tugas administrasi, dan dapur umum, yang tidak berat dan memerlukan pelatihan khusus penanggulangan bencana. Yang pasti tidak boleh sampai mengabaikan pendidikan mereka,” tegasnya.
Meskipun demikian, Sandiasa mengharapkan adik-adik yang tergabung dalam PMR Wira Satuan Inti yang telah memiliki kualifikasi akan bergabung dengan KSR setelah masuk ke perguruan tinggi. Karena mereka akan memiliki kapasitas yang baik.
“Tentu profesionalitasnya akan semakin tinggi. Kecintaannya pada PMI makin kuat,” tandas Sandiasa. (625)