LABUAN BAJO | patrolipost.com – Upaya mendukung keberlangsungan pariwisata Labuan Bajo sebagai pariwisata super prioritas terus dilakukan, salah satunya peningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia. Sebagai salah satu sektor pendukung utama berlangsungnya industri pariwisata, pembenahan kualitas pendidikan pun terus diupayakan berbagai pihak, baik pemerintah maupun swasta.
Hal yang terus diperhatikan adalah kualitas sumber daya manusia (SDM) yang dihasilkan melalui berbagai tingkat program pendidikan. Salah satunya program pendidikan yang saat ini didorong adalah program pendidikan vokasi.
Vokasi merupakan program pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi yang bertujuan untuk mempersiapkan tenaga yang dapat menetapkan keahlian dan keterampilan di bidangnya, siap kerja dan mampu bersaing secara global. Namun program Vokasi tentu tidak dapat berjalan sendiri tanpa adanya dukungan dari berbagai pihak, termasuk dari dunia usaha dan industri.
Untuk mewujudkan “link and match” dengan kebutuhan industri, dilaksanakannya kegiatan Forum Group Discussion (FGD) melalui program “Penguatan SDM unggul melalui Vokasi dan Kolaborasi Pentahelix” yang digelar di Aula The Jayakarta Suite, Labuan Bajo, Selasa (16/11/2021).
Kegiatan ini diinisiasi oleh Politeknik El Bajo Commodus sebagai Akselerator Program Menara Vokasi Kementrian Pendidikan, Kebudayaan Riset dan Teknologi RI.
Ketua Yayasan Bangkit Anak Negeriku, Noviana Salim menyampaikan Politeknik El Bajo Commodus hadir di Labuan Bajo melalui pendidikan Vokasinya tentu bertujuan untuk melahirkan SDM – SDM unggul yang berkompeten dan berdaya saing. Untuk mewujudkan hal ini, lanjutnya tentu membutuhkan kolaborasi dari semua pihak.
“SDM unggul tidak mungkin bisa kita ciptakan tanpa kolaborasi. SDM unggul siap bersaing di tingkat lokal nasional dan internasional dan siap bertanding sebagai pemenang. Saya memilih program vokasi karena ada unsur CINTA KASIH ; Cerdas, Berintegritas, Normatif, Transformatif dan Arif serta Kreatif, Adaptif, Sensitif, Inovatif dan Harmoni,” ujarnya.
Kegiatan FGD ini jelas Noviana merupakan upaya peningkatan produktivitas dan daya saing lulusan perguruan tinggi maupun SMK vokasi berbasis kerja sama dengan dunia usaha dan industri. Selain itu, kegiatan ini diharapkan mampu memberikan pemahaman kepada masyarakat luas bahwa program pendidikan Vokasi merupakan jenjang pendidikan yang melahirkan SDM – SDM unggul, profesional serta berkompeten sesuai dengan kebutuhan dunia usaha dan industri, khususnya industri pariwisata seperti hotel, Restoran, perjalanan wisata dan lainnya.
“Saya berasal dari dunia usaha, saya memahami dunia usaha seperti apa, soft skillnya seperti apa, hard skill, kompetensinya dan itu akhirnya saya memahami di pendidikan Vokasi lah itu semua didapatkan sehinggah kita memutuskan untuk membangun Politeknik di Labuan Bajo karena targetnya melahirkan job seeker dan job creator,” tuturnya.
Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan menjaring ide – ide yang membangun yang dihasilkan dalam kelompok diskusi yang diikuti oleh berbagai kalangan, baik dari Lingkup Pemerintahan Kabupaten Manggarai Barat yang diwakili oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Kominfo, Nakertrans, BPS, Perwakilan sejumlah Desa wisata, BPOLBF, Perumda Bidadari, Pelaku UMKM, Koperasi, sejumlah Sekolah Menengah Kejuruan yang ada di Manggarai Barat dan Manggarai, Perwakilan sejumlah hotel dan restoran, serta perwakilan media massa.
Sementara itu, Plt Kepala Sekolah SMK N 3 Komodo, Hortensia Herima memaparkan tingkat minat masyarakat memilih SMK setiap tahunnya semakin tinggi. Selain karena diyakini memiliki prospek kerja yang bagus, mengenyam pendidikan di SMK juga diminati karena memiliki jurusan atau program studi yang sesuai dengan bakat siswa.
“Hasil survey Kemendikbud tentang ketertarikan calon peserta didik dan orangtua terkait pendidikan Vokasi itu, yang tertarik masuk SMK itu persentasenya 82,5 persen secara nasional. Faktor yang paling utama yakni prospek kerja. Prospek kerja dinilai bagus yakni 57,8 persen. SMK diminati juga karena jurusannya banyak pilihan dan sesuai minat dan bakat anak (51,95 persen),” ucap wanita yang akrab disapa Osi ini.
Hal ini didasari pada sejumlah alasan yakni mempelajari pengetahuan khusus sesuai minta dan bakat yang dimiliki, siswa didorong untuk memiliki bakat berwirausaha, jam belajar tentang kepelatihan dasar yang lebih banyak, kemampuan dalam menentukan pilihan bidang keterampilan serta keahlian yang harus dikembangkan, cepat memperoleh pekerjaan seiring tuntutan dari perusahaan yang menginginkan lulusan SMK yang fresh graduate.
Namun dalam kegiatan Ini, Osi juga menyampaikan pentingnya peningkatan kualitas kompetensi dari para guru. Selain berharap adanya kerjasama dengan dunia industri melalui magang guru, Osi juga menginginkan melalui kerjasama dengan berbagai pihak mampu mendatangkan guru – guru tamu yang memiliki kompetensi untuk mengajar di setiap sekolah.
“Untuk meningkatkan SDM yang akan kami hasilkan, kami butuh kerjasama dari semua pihak yang ada di sini. Terutama bagaimana sebelum kami menciptakan SDM unggul itu kami para guru juga perlu meningkatkan kompetensi keahlian, itu butuh kerjasama dengan industri dengan cara magang guru atau mendatangkan guru tamu. Setelah itu ilmu itu akan kami bagikan ke anak – anak yang kelak turun ke dunia industry,” ucapnya.
Untuk itu, Osi berharap gelaran diskusi yang melibatkan unsur Pentahelix ini mampu melahirkan ide – ide positif membangun yang mampu mengakomodir kebutuhan pada dunia usaha dan industri melalui penyerapan sumber daya manusia yang dihasilkan melalui pendidikan Vokasi.
“Semoga dengan diskusi ini pemerintah membuka hati untuk menjadi jembatan antara lembaga pendidikan dan dunia industri sehinggah SMK tidak kesulitan dalam mendapatkan tempat praktek dan pada akhirnya ketika tamat tidak kesulitan mendapatkan kerja,” tuturnya.
Dalam gelaran diskusi bersama ini, dibahas beberapa upaya – upaya peningkatan kualitas SDM melalui beberapa kolaborasi dan kerjasama diantaranya mencakup peningkatan peran dan kerja sama industri/swasta dalam pendidikan vokasi, reformasi penyelenggaraan pendidikan vokasi, penyelarasan kurikulum sesuai kebutuhan industri, perluasan penerapan teaching factory/teaching industry berkualitas, revitalisasi dan peningkatan kualitas sarana dan prasarana pembelajaran dan praktik kerja, penyusunan strategi penempatan lulusan, penguatan kelembagaan dan peningkatan kapasitas pelaksanaan sertifikasi profesi, serta sinkronisasi sistem sertifikasi. (334)