MANGUPURA | patrolipost.com – Pemerintah Provinsi Bali memperpanjang perberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 sampai batas waktu yang belum ditentukan. Kondisi ini memberi dampak terhadap berbagai profesi, tak terkecuali para musisi Bali. Banyak musikus dari panggung ke panggung menjerit dan kini dituntut memutar otak agar tetap punya penghasilan.
Joe, pentolan The Munchies mengatakan, pandemi tak menghalanginya untuk tetap berkarya. Selama PPKM berlangsung, ia tetap performance meskipun pelaksanaannya dilakukan secara online.
“Tetap main ya, walaupun secara online kadang kita live streaming juga di Youtube. Kalau manggung sekarang kan nggak boleh dan dibatasi juga. Jadi dibikin sesuatu biar tetap ada yang menghasilkan selama pandemi ini,” ujar Joe saat ditemui di X Bar Canggu, Rabu (11/8/2021).
Baginya PPKM bukan hanya sekadar tidak ada penghasilan, namun juga kurangnya vibes. Dimana sebagai musisi, ia merasakan adanya positive vibe yang diberikan para penonton saat melakukan live performance.
“Cuma kan sekarang online energinya beda dengan live performance yang ada penontonnya, yang bikin vibes jadi lebih terasa hidup,” ungkapnya.
Joe menuturkan bahwa ia tidak memiliki pekerjaan lain, selain mengandalkan suara dan keahlian bermusiknya sebagai sumber penghasilan selama ini. Sehingga adanya pandemi dan diterapkannya PPKM membuat pendapatannya menciut.
“Ini masih stay di musik. Mau banting setir menuju bisnis juga modal nggak ada,” terangnya.
Pentolan dari Reyna and The Paper Hearts, Reyna Diana mengaku sedih dan miris melihat kondisi teman-teman sesama musisi tetap berjuang dalam menstabilkan perekonomian selama PPKM berlangsung. Sedangkan untuk bertahan hidup, Reyna mengaku cukup beruntung memiliki uang tabungan yang kini diandalkannya.
“Bikin depresi juga sih. Dampaknya juga bukan dari satu pekerjaan, semua pekerjaan juga terkena dampaknya. Ya, kalau kita mah yang anak rantau makanya sedih dan di tahun 2020 banyak kehilangan job. Tapi untungnya masih ada saving money,” paparnya.
Di sisi lain Reyna merasa bersyukur tetap bisa berkarya di tengah pandemi, walaupun yang datang tidak sama seperti sebelumnya.
“Aku ada ngajar vokal jadi masih ada pemasukan dan kemarin tahun 2020 tuh coba-coba jual lagu online. Jual track tapi nggak pakai lirik. Sebisanya tetap berusaha biar menghasilkan,” tambah Reyna.
Reyna juga menceritakan banyak teman dari sesama musisi yang banting setir untuk bertahan di tengah pandemi. Mulai dari membuka lapak jualan online, gojek, hingga menjadi beralir menjadi tukang service AC.
“Tapi itulah keuntungannya punya keahlian di luar dunia permusikan. Jadi disituasi seperti saat ini bisa bertahan karena kita ada skill lain selain musik gitu,” sebutnya.
Sementara Firdaus, salah satu mantan personel Antrabez mengungkapkan dampak PPKM memang terasa mencekik karier bermusiknya. Pria yang berkecimpung dalam dunia permusikan ini mengaku rindu merasakan performance yang tidak terbatas.
“Bertahan hidup di masa-masa PPKM ini memang cukup memberatkan. Tapi ya begitu kan nggak bikin kita buntu untuk tetap berkarya. Sekarang kalau misalkan nggak bisa malam, ya kita coba di siang hari,” kata Firdaus.
Lebih lanjut Firdaus sangat berharap pemerintah tidak hanya menerapkan kebijakan dan peraturan dalam mengatasi pandemi ini. Selain itu, sebagai musisi ia juga berharap agar dunia musik segera bisa bangkit kembali.
“Harapannya ini agar pemerintah menyediakan solusi yang konkret, terutama untuk masyarakat yang benar-benar tidak ada pemasukan selama PPKM ini,” tandasnya. (*/zar)