BANGLI | patrolipost.com – Prajuru Subak Abian Tri Guna Karya, Desa Catur Kintamani mendatangi gedung DPRD Bangli, pada Kamis (6/11/2025). Kedatangan prajuru subak ini diterima langsung Ketua DPRD Bangli I Ketut Suastika SH. Hadir dalam pertemuan Kepala Dinas PKP Bangli I Wayan Sarma dan Kabid Bina Marga Dinas PUPR Perkim Bangl.
Adapun maksud dan tujuan kedatangan prajuru subak yakni untuk memohon perbaikan infrastruktur berupa jalan usaha tani dan jalan produksi.
Ditemui usai pertemuan Kelian Subak Abian Tri Guna Karya, Ketut Pulih mengatakan tujuan dari prajuru datangi gedung DPRD Bangli tiada lain memohon bantuan perbaikan infrastruktur berupa jalan usaha tani dan jalan produksi oleh pemerintah daerah.
Kata Ketut Pulih, panjang ruas jalan produksi hampir 1 kilometer dengan lebar 5 meter dibangun tahun 2002 lewat bantuan dari Bapenas melalui program Agropolitan.
“Kini kondisi jalan beraspal tersebut telah rusak parah, bahkan tahun 2015 krama subak sempat lakukan perbaikan secara swadaya. Jalan produksi ini kami mohonkan untuk segera dapat perbaikan dari pemerintah daerah,” ujarnya.
Selain itu kondisi jalan usaha tani sepanjang hampir 800 meter juga dimohonkan untuk dapat perbaikan atau peningkatan. Sejatinya dari Dinas PKP dan PUPR Perkim Bangli di tahun 2023 sempat turun melakukan survei.
”Tapi telah lewat setahun tidak ada tindak lanjutnya dan ini membuat kami gregetan,” sebutnya.
Disinggung hasil pertemuan, kata Ketut Pulih untuk perbaikan jalan produksi tentu harus ada kepastian terkait status jalan tersebut. “Kami sendiri belum tahu jelas terkait satus jalan produksi tersebut,” ungkapnya.
Sementara keterangan dari Dinas PUPR Perkim dan Dinas PKP dikatakan jika jalan usaha tani harus memiliki lebar 2 meter dan jalan produksi lebarnya minimal 5 meter. Karena terbentur ketidak jelasan aset dari jalan produksi tersebut maka salah satu cara yang bisa dilakukan untuk perbaikan yakni menjadikan jalan produksi tersebut sebagai jalan usaha tani.
”Jika sebagai jalan usaha tani konstruksi jalan dengan beton atau tidak aspal,” sebutnya.
Pihaknya sendiri berharap jalan produksi tersebut tetap diaspal walau bagaimana pun caranya. “Perbaikan jalan produksi sudah sangat mendesak, keberadaan jalan produksi sangat dibutuhkan petani,” tegasnya.
Menurutnya imbas rusaknya jalan produksi sangat dirasakan petani, dimana harga jual komoditi anjlok dan begitu juga biaya produksi sangat tinggi. Semisal ketika panen jeruk, harga jeruk anjlok karena biaya angkut cukup tinggi. Di sisi lain harga pupuk sampai ke petani lebih mahal dibandingkan di tempat lain karena biaya ongkos tinggi,” ungkap Ketut Pulih.
Sementara itu Ketua DPRD Bangli, I Ketut Susatika mengatakan sebelumnya Prajuru Subak Abian Tri Guna Karya sempat melakukan audensi ke DPRD Bangli. Sebagai bentuk tindak lanjut selanjutnya dilakukan pertemuan dengan menghadirkan dari Dinas PKP dan PUPR Perkim Bangli.
“Pertemuan kali ini untuk membahas masalah teknis,” kata Suastika.
Memang di subak tersebut ada 2 jalan yakni jalan produksi dan usaha tani. Kondisi jalan produksi rusak parah dan jalan usaha tani perlu sentuhan perbaikan lagi.
“Untuk status jalan produksi tidak jelas, sebagai bentuk tindak lanjut jika jalan produksi tersebut tidak masuk jalan kabupaten maka tidak bisa diaspal. Sedangkan untuk jalan usaha tani akan kita usulkan perbaikan di tahun 2027,” jelasnya. (750)





