TEHERAN | patrolipost.com – Presiden Iran Ebrahim Raisi mengklaim bahwa perang antara Israel dan Hamas saat ini akan berakhir dengan kehancuran Negara Israel. Dia juga menuding Israel dan Amerika Serikat di belakang pemboman yang menewaskan ratusan warganya di Iran Tenggara.
Berbicara pada pemakaman 89 orang yang tewas dalam pemboman ganda ISIS di dekat makam mantan komandan Pasukan Quds Qassem Soleimani, Jumat (5/1/2024) Raisi tanpa keraguan menegaskan, operasi ‘Banjir Al-Aqsa’ (nama Hamas untuk pembantaian 7 Oktober) akan mengakibatkan berakhirnya rezim Zionis.
“Kami tahu bahwa operasi ‘Banjir Al-Aqsa’ akan terjadi. Operasi ini mengakhiri rezim Zionis,” ungkap Raisi.
Melansir israelnationalnews.com, Presiden Iran bersumpah bahwa pemboman mematikan ini tidak akan dibiarkan begitu saja.
“Musuh kita dapat melihat kekuatan Iran dan seluruh dunia mengetahui kekuatan dan kemampuannya. Pasukan kami akan memutuskan tempat dan waktu untuk mengambil tindakan,” tegasnya.
Sehari sebelumnya yaitu pada hari Kamis (4/1/2024), Raisi dengan tegas mencurigai Israel dalam merancang ledakan bom yang menewaskan ratusan orang pada peringatan wafatnya Jenderal Soleimani.
“Otak korup mereka yang merancang kejahatan teroris ini dan tangan kotor para pelakunya akan ditindak tegas,” gertak Raisi.
Para pelayat yang berkumpul saat pemakaman meneriakkan “balas dendam”, “Matilah Amerika”, dan “Matilah Israel” meskipun organisasi teroris ISIS mengaku bertanggung jawab atas pemboman hari Rabu (3/1/2024) tersebut.
Mayor Jenderal Hossein Salami, seorang pejabat penting di Korps Garda Revolusi Iran menyatakan selama pemakaman bahwa para pelaku bom ISIS hanya bertindak sebagai agen Amerika dan Israel.
“Rezim Zionis yang dibenci berada di ambang kehancuran dan setiap hari 20 Zionis dibunuh oleh orang-orang Palestina,” tandasnya dengan keyakinan penuh. (pp04)