Ngurah Ambara Paslon nomor urut 2 di TPA Suwung.
DENPASAR | patrolipost.com – Seperti diketahui hingga kini persoalan sampah masih menjadi momok bagi masyarakat perkoataan, pasalnya antara lahan yang tersedia dengan timbulan sampah semakin hari, semakin menggunung.
Hasil dari sebuah penelitian menyebutkan Bali menghasilkan sampah sekitar 1,5 juta ton setiap tahunnya. Dari jumlah tersebut, 52% merupakan sampah yang tidak dikelola dan dibuang begitu saja di tempat pembuangan akhir (TPA).
Parahnya, tidak ada perilaku pemilahan sampah organik dan anorganik. Sehingga akibatnya, sampah plastik menyebar bau busuk, dan merusak lingkungan.
Paslon Walikota dan Wakil Walikota Denpasar, Gede Ngurah Ambara Putra dan Made Bagus Kertha Negara (Paket Amerta) merasa prihatin dengan persoalan sampah tersebut. Bahkan paslon nomor urut 2 ini turun langsung ke TPA di wilayah Suwung Denpasar, Rabu (4/11/2020).
“Ya sampah jadi masalah klasik dan ini harus kita tangani bersama-sama,” kata Cawali Ngurah Ambara disela pertemuannya dengan salah seorang pengelola TPA.
Menurut Ngurah Ambara, sampah sebelum masuk ke ke TPA hendaknya dipilah terlebih dulu, mana sampah organik dan anorganik. Hal ini penting dilakukan agar ketika masuk ke TPA, bisa langsung diproses pemilahannya. Sehingga sampah-sampah tersebut tidak merusak lingkungan.
“Di hulu sampah itu harusnya sudah dipilah. Bahkan harusnya ada dua jenis truk sampah, yang organik dan anorganik,” jelas Ngurah Ambara.
Salah seorang pengelola TPA mengungkapkan, masih banyak kendala yang dihadapi TPA dalam pengolahan sampah baik infrastruktur, sarana dan prasarananya.
“Anggaran dan SDM juga jadi kendala kami, selain juga mesin pencacah sampah dan mesin pres karena masih banyak jenis sampah yang bisa dimanfaatkan,” ujarnya seraya menambahkan untuk pengolahan sampah basah pihaknya melakukan kerjasama dengan peternak babi.
Mendapati aspirasi tersebut, Ngurah Ambara mengatakan akan serius dan memberi skala prioritas terhadap pengolahan sampah.
“Kami punya program unggulan di bidang lingkungan salah satunya menyediakan alat pengolahan sampah yang ditempatkan di masing-masing desa atau kelurahan untuk menghindari penimbunan sampah berlebih di TPA,” terang Ngurah Ambara. (wie)